Senin, 20 Mei 2024

Wujudkan Kader Bidang Kesehatan, Dinkes Jatim Launching SBH

Diunggah pada : 22 November 2022 12:38:40 91
Launching Saka Bhakti Husada (Pramuka dalam bidang kesehatan) masa bakti 2022-2027

Jatim Newsroom - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melaunching Saka Bhakti Husada (Pramuka dalam bidang kesehatan) masa bakti 2022-2027, di Surabaya, Selasa (22/11/2022). Hal ini untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan bidang kesehatan yang dapat menjadi agen perubahan dan pendidik, dalam upaya menggerakkan masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat.

Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim, Arum Sabil, mengatakan, Saka Bakti Husada (SBH) merupakan gerakan pendidikan kepramukaan Indonesia terbuka untuk semua anak Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk pembuatan karakter pembangunan kebangsaan dan penciptaan kecakapan hidup.

“Gerakan Pramuka yang memiliki tujuan sangat mulia harus dikelola dengan baik dan profesional, untuk menghantarkan kaum muda Indonesia menjadi generasi yang lebih baik, sebagai penerus calon pemimpin bangsa yang bertanggung jawab, memimpin dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih baik dalam menjalankan fungsinya,” katanya.

Dikatakannya, salah satu upaya yang dilakukan gerakan Pramuka adalah meningkatkan pendidikan keterampilan, yang mencakup keterampilan umum dan keterampilan khusus. “SBH adalah wadah pengembangan pengetahuan pembinaan keterampilan penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan kepada anggota gerakan Pramuka, khususnya Pramuka penegak dan Pramuka penegak untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan,” ujanya.

Lebih lanjut dikatakannya, Saka Bakti Husada telah diresmikan pada 17 Juli tahun 1985 oleh kwartir Nasional gerakan Pramuka, dan kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 12 November tahun 1985 di Magelang.

“Sejak saat itu kita telah melihat keterlibatan Pramuka saka Bakti Husada dalam setiap program pemerintah dalam bidang kesehatan. Kita bisa melihat sampai saat ini Pramuka serta di Jawa Timur selalu terlibat dalam program kesehatan mulai dari keterlibatan dalam posyandu, kegiatan promosi kesehatan di masyarakat, dan juga dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan baik yang terkait dengan bencana alam, wabah penyakit dan seterusnya,” kata Sabil.

Menurutnya, SBH memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan pendamping dalam pencegahan berbagai penyakit. “Pramuka Saka Bakti Husada harus dapat menjadi pelopor kesehatan dimulai dari diri sendiri keluarga maupun masyarakat,” harapnya.

Dicontohkannya, SBH dapat memberikan edukasi kepada para produsen pangan salah satunya adalah petani. Perlu diingat petani adalah produsen pangan yang menyiapkan pangan. Edukasi yang harus diberikan penggunaan pestisida yang berlebihan, penggunaan pupuk kimia yang tentu akan berdampak dari hasil pertaniannya. “Bagaimana makanan yang layak dikonsumsi, serta ambang batas penggunaan pestisida maupun bahan-bahan kimia yang lain. ini juga harus ada edukasi,” ujar Sabil.

Kepala Dinas Kesehatan Prov Jatim selaku Ketua Majelis Pembimbing Saka Bhakti Husada Jatim, Erwin Astha Triyono,  mengatakan,  anggota SBH yang terdiri dari Pramuka penegak dan Pramuka pandega perlu dibekali baik pengetahuan dan keterampilan terkait isu permasalahan kesehatan prioritas yaitu stunting, penyakit menular dan tidak menular, kematian ibu dan bayi, menjadi tanggung jawab mulai dari tingkat nasional, daerah, cabang dan ranting yang dilakukan secara intensif dan berkesinambungan, sehingga akan dapat dilakukan evaluasi terhadap capaian dan keberhasilan.

Dikatakan Erwin, jumlah pangkalan SBH di Jawa Timur dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2021 sudah terbentuk 527 pangkalan SBH, dari 570 kwartir ranting.  Jumlah anggota pada tahun 2021 dengan anggota pramuka penegak dan pandega sebanyak 15. 646 anggota. “Capaian tersebut disebabkan semakin baiknya koordinasi antara kwartir dan pimpinan saka Bakti terutama yang ada di kabupaten dan kota,” katanya.

Menurutnya, selain untuk meningkatkan fungsi kelembagaan, kegiatan ini juga untuk berkolaborasi dengan para pramuka memberantas tentang stunting. Diharapkan nanti stunting menjadi upaya terbaik kita untuk berkolaborasi menyelesaikannya. “Karena kita tahu bahwa stunting itu bukan hanya murni karena makanan, tapi terkait bagaimana cara mengedukasi masyarakat terutama berperan serta untuk menggerakkan untuk bisa membantu mengedukasi masyarakat,” ujarnya. 

Dikatakannya, salah satunya intervensi spesifik, yakni dilakukan imunisasi, pemberian tablet tambah darah, termasuk memberikan makanan tambahan dan mengubah perilaku masyarakat.

“Dinkes dan pramuka akan berkolaborasi disitu, salah satu yang digaungkan bagaimana mengupayakan pemberian tablet tambah darah, terutama pada remaja putri. Meskipun bisa dilakukan pada ibu yang hamil. Nantinya kolaborasi tersebut dalam bentuk gerakan tertentu sehingga nanti percepatan-percepatan terhadap program-program pemerintah menjadi isu yang penting,” pungkasnya. (ern/s)

 

#Dinkes Prov Jatim