Jumat, 3 Mei 2024

Antisipasi Luapan DBD, Dinkes Kota Surabaya Imbau Warga Konsisten Lakukan 3M Plus

Diunggah pada : 4 Desember 2023 12:30:42 109
Tangkapan layar gambar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandri (tengah) saat secara daring menjadi pembicara dalam dialog interaktif program Surabaya Pagi Ini, di RRI Surabaya, Senin (4/12/2023).

Jatim Newsroom – Guna mengantisipasi meluapnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengimbau masyarakat konsisten lakukan program 3M Plus. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandri, saat secara daring menjadi pembicara dalam dialog interaktif program Surabaya Pagi Ini, bertajuk ‘Melawan Demam Berdarah dengan Wolbachia’, pada siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya, Senin (4/12/2023). 

“Kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya agar selalu peduli dengan lingkungan, tempat tinggal, dan tempat umum dengan selalu menjaga kebersihan kesehatan. Karena perilaku hidup bersih dan sehat itu merupakan budaya yang tidak bisa dilepas, 3M Plus juga harus konsisten dilakukan untuk pengendalian sektor terhadap DBD. 3M Plus yaitu, menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas, yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti, membawa virus DBD pada manusia,” tutur Rosita. 

Untuk mengantisipasi DBD, Rosita memaparkan, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, yakni membudayakan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) DBD secara serentak dan rutin dengan cara 3M plus. “Plus ini, berarti melakukan pembersihan lingkungan dari sarang nyamuk, memasang kain kasa di jendela atau pintu rumah, memelihara ikan untuk memakan jentik nyamuk di kolam atau bak-bak penampungan air, penanaman lavender atau sereh untuk mengurangi populasi nyamuk,” papar Rosita. 

“Program 3M Plus itu, sudah kita publikasikan ke seluruh wilayah kecamatan, kelurahan, RT, RW dan melibatkan kader Surabaya Hebat di Surabaya supaya terus konsisten, siaga dan waspada, terhadap risiko peningkatan kasus, karena wilayah Surabaya juga termasuk wilayah endemis DBD,” sambung Rosita.  

Untuk saat ini, Rosita menjelaskan, di Kota Surabaya sudah dilakukan antisipasi muncul dan datangnya perubahan musim transisi dari musim panas ke musim hujan. 

“Kita, di Surabaya fokus pada kegiatan yang efektif, konsisten dan efisien, agar digiatkan terus menerus secara simultan dan melibatkan seluruh unsur masyarakat, lintas sektor terkait, pemangku wilayah, kader-kader Surabaya Hebat, untuk terus mengoptimalkan kewaspadaan dini peningkatan kasus DBD apalagi memasuki musim penghujan,” jelas Rosita. 

Rosita mengungkapkan, Pemerintah Kota Surabaya juga sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) wali kota, sejak tanggal 2 November 2023 yang lalu. “Di dalamnya berisi mengimbau masyarakat berdasarkan pola risiko kejadian DBD, ini kita sudah antisipasi masa transisi sebelum musim penghujan, mengadvokasi dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ini, khususnya pada periode transisi perubahan iklim pada November sampai Desember 2023. Curah hujan makin tinggi di bulan Januari sampai Maret 2024,” ungkapnya. 

Agar program antisipasi DBD ini berjalan dengan baik, Rosita berharap, kerja sama maupun kolaborasi masyarakat dapat bersinergi bersama. “Tidak hanya kader Surabaya hebat, tetapi pemangku wilayah juga harus bersama-sama warga sekitarnya. Bersama-sama gerakan masyarakat satu rumah satu jumantik. Tidak ada peningkatan bukan berarti kita biasa-biasa saja tetapi harus konsisten melakukan 3M Plus dan PHBS setiap harinya,” pesan Rosita. 

Diketahui, selain Rosita, turut hadir pula pembicara lain dalam dialog interaktif bertajuk ‘Melawan Demam Berdarah dengan Wolbachia’ tersebut, yakni seorang Health Specialist UNICEF, Armunanto. Siaran program RRI Surabaya Pagi Ini bisa disaksikan dan didengarkan melalui saluran youtube, RRI Surabaya. (vin/s) 

#grahadi #RRI #RRI Surabaya #Dinkes Kota Surabaya #DBD #Nyamuk