Minggu, 12 Mei 2024

Lamongan Gencarkan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk

Diunggah pada : 7 Februari 2024 15:02:27 59
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kabupaten Lamongan. Sumber Foto: Diskominfo Lamongan

Jatim Newsroom - Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan. Terlebih menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Februari 2024 menjadi puncak musim hujan.

Seperti dipublikasikan dalam rilis humas Pemerintah Kabupaten Lamongan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, dr. Mafidhatul Laely, mengatakan, iimbauan penggencaran PSN dimuat dalam surat edaran kewaspadaan DBD kepada seluruh puskesmas dan kecamatan yang ada di Kabupaten Lamongan.

"Kita membuat surat edaran untuk puskesmas dan kecamatan di seluruh Kabupaten Lamongan. Di dalamnya berisi himbauan gencarkan PSN dan menggiatkan 3M+ (menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas). Karena sangat efektif membunuh nyamuk dan jentiknya," tutur Fidha sapaan akrabnya saat ditemui di Kantor Dinkes Kabupaten Lamongan, Rabu (7/2/2024). 

Adapun inovasi yang dikembangkan oleh masing-masing puskesmas untuk menerapkan 3M+ seperti yang dilakukan oleh Puskesmas Mantup yakni penanamanan serai. Begitupun dengan Puskesmas Turi yang mencetuskan inovasi pemeliharaan ikan cupang di masing-masing rumah warga untuk membunuh jentik-jentik.

Fidha mengatakan, program inovasi tersebut sangat berdampak signifikan dilihat dari rendahnya angka kasus di daerah pencetus inovasi.

"Dampak dari menggiatkan PSN itu sangat signifikan. Seperti contohnya daerah Turi giat menghimbau warga memelihara ikan, berdampak pada kasus DBD sedikit, ada tiga kasus dalam setahun. Kami juga meminta agar puskesmas daerah lain melakukan hal serupa agar dapat mencegah kasus DBD di Kabupaten Lamongan secara menyeluruh," katanya.

Menurut data dari Dinkes Lamongan hingga awal Februari 2024 kasus DBD di Kabupaten Lamongan dilaporkan ada 24 kasus. Dengan rincian Januari ada 21 kasus dan Februari dua kasus. Berdasarkan perhitungan insidens rate (IR) (jumlah kasus DBD dibagi jumlah penduduk dikalikan seratus ribu penduduk), jumlah kasus di Kabupaten Lamongan terhitung rendah pada 2023 IR 16/100.000 jumlah penduduk dan pada tahun 2024 IR 1,9/100.000 jumlah penduduk. Namun demikian tetap harus dilakukan pencegahan dengan maksimal.

"Kasus DBD di Kabupaten Lamongan memang mengalami penurunan dari tahun 2022 tercatat ada 416 kasus, pada 2023 terdapat 193 kasus, dan semoga di tahun 2024 dapat lebih terkendali lagi dan tidak ada kasus kematian," terang Fidha.

Pencegahan juga dilakukan dengan fogging oleh puskemas maupun mandiri oleh desa. Selain itu penyelidikan epidemiologi (PE) DBD juga dilakukan untuk penderita DBD. Kegiatan PE ini meliputi penelusuran latar belakang penderita DBD, mulai dari hasil diagnosis, tempat tinggal, riwayat perjalanan, kegiatan sehari-hari yang bertujuan untuk memutus rantai kasus.

Fidha pun menjelaskan banyaknya kasus DBD saat musim hujan bukan hanya disebabkan oleh habitat nyamuk di genangan air bersih, juga disebabkan oleh daya tahan tubuh yang menurun. Maka dari itu masyarakat juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi saat musim penghujan tiba, agar imun tubuh tidak menurun. (idc/s)

#Kabupaten Lamongan #Nyamuk #demam berdarah