Jumat, 10 Mei 2024

Wagub Jatim Periode 2019-2024 Ingatkan PPPK Harus Kedepankan Pola Pikir Professional Development

Diunggah pada : 27 April 2024 17:48:03 255
Mantan Wagub Jatim Periode 2019-2024, Emil Elestianto Dardak, saat menjadi keynote speaker dalam acara Silaturahmi Daerah Ikatan PPPK Non Guru (IPNG) Provinsi Jawa Timur dan Motivasi 'Kerja Berkah-Bahagia' dalam rangka Halalbihalal, di Lt.7, Gedung Diagnostic Center (GDC), RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Sabtu (27/4/2024). Foto : Rafly / JNR

Jatim Newsroom – Pola pikir yang dimiliki Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) harusnya mengedepankan professional development atau kegiatan untuk meningkatkan pertumbuhan karir dan talenta. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Periode 2019-2024, Emil Elestianto Dardak, saat Ia berkesempatan hadir sebagai keynote speaker dalam acara Silaturahmi Daerah Ikatan PPPK Non Guru (IPNG) Provinsi Jawa Timur dan Motivasi 'Kerja Berkah-Bahagia' dalam rangka Halalbihalal, di Lt.7, Gedung Diagnostic Center (GDC), RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Sabtu (27/4/2024). 

“PPPK sebagai unsur ASN, kita harapkan akan memiliki ciri-ciri yang mengedepankan profesionalisme bukan jabatan. Tapi, yang dikedepankan adalah talenta. Dan inilah yang kemudian bisa dipupuk melalui ikatan PPPK Non Guru Provinsi Jawa Timur ini,” tutur Emil.

Menurut Emil, sebenarnya PPPK ini melengkapi definisi Aparatur Sipil Negara (ASN), karena ASN sendiri terbagi menjadi dua kategori. Yakni, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan PPPK. “Karena saya menjadi saksi jalannya proses rekrutmen PPPK, bahkan PPPK ini sebenarnya melengkapi definisi ASN. Panjenengan semua adalah ASN karena ASN sendiri terdiri dari dua kategori ada yakni pegawai negeri sipil dan ada yang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Keduanya sama-sama ASN,” tukasnya. 

“Artinya kalau ada ikatan ASN Jawa Timur, njenengan harus di dalamnya juga. Tidak bisa tidak, karena anggota ikatan ASN tidak harus PNS. Tolong dikoreksi kalau ada yang salah, karena ASN ini pada dasarnya adalah semua insan yang mengabdi untuk pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah,” sambung Emil. 

Oleh karena itu, Emil menuturkan, dari sekian tujuan banyak orang Indonesia yang ingin menjadi ASN, yakni memiliki pekerjaan lifetime employment atau pekerjaan sepanjang masa sampai pensiun. Maka, sebenarnya di dalamnya ada kelebihan dan kekurangan dari konsep lifetime employment tersebut. Diterangkannya, kekurangan lifetime employment adalah adanya dinamika-dinamika global yang tidak bisa diantisipasi sepenuhnya di depan mata. 

“Maka, saat kita bicara ada PPPK dan PNS, kalau PNS konsepnya lifetime employment. Rata-rata orang masuk PNS mencari lifetime employment. Kalau PPPK anda punya pilihan boleh melihat ini sebagai lifetime employment boleh melihat ini sebagai professional development untuk megembangkan karir. Menjadi PPPK harus bangga, maka mindset- nya jangan hanya sekadar lifetime employment tapi professional development. Nah, inilah kenapa dibuatkan PPPK yang Non Guru karena jumlahnya kalau digabung akan sangat besar,” jelasnya. 

Apalagi di era digital seperti saat ini, Emil menjelaskan, adanya tantangan-tantangan di dunia pekerjaan khususnya teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), mengakibatkan kebutuhan pekerjaan yang sifatnya rutin atau administratif begitu sudah pakai IT, semua sudah selesai dengan mudah. 

“Dinamika-dinamika seperti inilah, yang menuntut visi misi pemerintah harus adaptif, gesit, dan mampu menyesuaikan. Hal ini juga akan terus didorong, bahkan sistem eselonisasi saja sudah mulai hilang, karena kalau tetap menerapkan eselonisasi, mentalnya menjadi teretorial atau ranah pekerjaan ini yang membuat prestitusi pemerintah jadi mandek,” terang Emil. 

Emil megungkapkan, saat ini lembaga pemerintahan sudah mulai bergeser dan beradaptasi ke arah matrix organization atau susunan organisasi matriks yang tidak hanya terbelenggu dalam struktural keorganisasian. 

“Nah, inilah yang disebut sebagai istilahnya matriks organization atau organisasi matriks. Tidak terkungkung pada organisasi yang sifatnya struktural melainkan menggabungkannya. Mereka (pegawai) dibina oleh masing-masing tupoksi ketua timnya. Ini yang disebut sebagai functional digabung dengan project leader organization. Lembaga pemerintah sudah mau mulai bergeser kesana, jadi ini momentumnya bagi PPPK sebenarnya, karena memang institusi pemerintah mulai diubah, tidak lagi keluar dari zona nyaman, tapi akan menjemput sebuah organisasi yang jauh lebih fleksibel,” ungkapnya. 

Kepada seluruh anggota IPNG Jatim yang hadir pada acara halabihalal tersebut, Emil pun berpesan, supaya selalu memiliki pola pikir yang tidak hanya mengejar status ataupun jabatan dalam pekerjaan, melainkan mengejar ilmu dan pengalaman untuk keberkahan dan kebaikan masyarakat. 

“Dan selama ini kalau kita menganggap karir itu jabatan struktural, tidak. Sebenarnya ada dua yakni, manajerial dan fungsional, jadi kalau tahun depan kita ilmunya tidak lebih banyak dari tahun lalu, karir kita akan mandek. Jadi hari ini mindset- nya akan berubah, nah ini yang saya harapkan bahwa kita bisa membangun professional development bagaimana ada pembelajaran berkelanjutan. Tentunya BKD juga harus tanggung jawab karena career development itu bagian dari BKD juga,” pungkasnya. (vin/ ) 

#Emil Elestianto Dardak #halalbihalal #PPPK #IPNG #Ikatan PPPK Non Guru