Jumat, 17 Mei 2024

Seniman Reog Ponorogo Terus Bermunculan dari Sanggar Tari

Diunggah pada : 7 September 2023 20:33:04 181
Foto: dok.PemkabPonorogo

Jatim Newsroom - Kelestarian Reog Ponorogo juga berkat andil keberadaan sanggar seni tari. Jumlah sanggar tari di Ponorogo mencapai puluhan yang menjadi tempat anak-anak dan remaja belajar gerakan tubuh menyesuaikan irama itu.  Sanggar Tari Kawulo Bantarangin yang berada di Desa Somoroto Kecamatan Kauman, salah satunya.

‘’Ada banyak jenis tari dalam kesenian reog,’’ kata Ketua Sanggar Tari Kawulo Bantarangin, Rizman Mifta Kholaji.

Sekitar 200 peserta ajar di sanggar tari yang berdiri sejak 2017 itu tidak kesulitan menentukan minat. Mereka leluasa memilih belajar menjadi pembarong, bujangganong, penari warok, penari jathil, atau menarikan tokoh Klono Sewandono. ‘’Kami ikut senang ketika melihat anak-anak dan remaja tertarik dengan kesenian reog,’’ terang Mifta. 

Dia sepakat adanya transmisi kepada generasi muda akan menjamin keberlangsungan kesenian Reog Ponorogo. Pemkab Ponorogo sudah mengambil langkah tepat menggelar festival reog untuk kategori remaja setiap tahun. Mifta selama ini dibantu lima pelatih untuk mengajarkan beragam jenis tari. Sanggar Tari Kawulo Bantarangin juga tidak menolak tatkala ada peserta ajar ingin menggeluti tari klasik atau tari kreasi baru. ‘’Kami juga mengenalkan seni kerawitan, termasuk gamelan reog,’’ jelasnya. 

Peserta ajar di Sanggar Tari Kawulo Bantarangin berada di rentang usia  usia 5 hingga 15 tahun. Mayoritas dari mereka adalah personel grup reog yang tampil dalam Festival Reog Remaja (FRR) pada gelaran Grebeg Suro. Dua tahun berturut-turut, grup reog dua SMP negeri di Kecamatan Kauman yang menjuarai FRR.

‘’Selama enam tahun sanggar berdiri, sudah ada 1.000 anak-anak yang belajar menari di sini. Banyak dari mereka yang menjadi seniman reog,’’ ungkapnya. 

Menurut Mifta, sanggar tarinya pernah mengisi acara di ajang lokal, nasional, hingga internasional. Di antaranya, mewakili Ponorogo dalam gelar seni budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Embassy Festival di Amsterdam, Belanda. Sanggar Tari Kawulo Bantarangin ingin berperan sebagai pelestari, ikut melakukan regenerasi, dan mendorong   literasi  Reog Ponorogo.’

’Kesenian itu harus terus berkembang mengikuti zaman tanpa menghilangkan unsur budaya aslinya,’’ pungkas Mifta. (why/s)

#jatim #kominfo jatim #kabupaten ponorogo