Selasa, 7 Mei 2024

Kota Santri Ponorogo, Punya Andil Besar Membangun Karakter Masyarakat

Diunggah pada : 3 November 2023 14:58:52 148

Jatim Newsroom - Ponorogo mengemban predikat Kota Santri. Keberadaan seratus lebih pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai puluhan ribu ikut menguatkan identitas sebagai daerah yang agamis. Menyebut Ponorogo Kota Santri juga selalu membawa nama Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang sudah termasyhur. 

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Evy Muafiah, ikut menegaskan bahwa tak keliru jika Bupati Sugiri Sancoko mendengungkan predikat Kota Santri sekaligus Kota Budaya. Sebab, memadukan dua potensi besar itu bakal mendorong kemajuan daerah. ‘’Lebih condong ke pembangunan karakter untuk membina, memperbaiki, dan membentuk tabiat, watak, sifat, kejiwaan, serta akhlak atau budi pekerti masyarakat sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik,’’ kata Evy kepada PNG.go.id.

Dia mengapresiasi inisitaif Bupati Sugiri Sancoko yang mencanangkan program tahfidz (menghafal) Al-Qur’an melalui Peraturan Bupati (Perbub) Ponorogo Nomor 37 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keagamaan Pada Pendidikan Dasar. Sekolah dasar (SD) di Ponorogo serasa madrasah ibtidaiyah (MI) karena mensyaratkan lulusan hafal Juz 30.  

Sedangkan SMP serasa madrasah tsnawiyah (MTs) karena capaian kompetensi lulusan harus hafal Juz 30, Juz 1, dan Juz 2. Evi menyebut pelajar jenjang SD dan SMP di Ponorogo itu mendapatkan pelajaran ala santri karena harus menyetor bacaan dan hafalan ke ustad. ‘’Belum bicara jumlah MI, MTs, MA (madrasah aliyah), dan madrasah diniyah yang jumlahnya cukup banyak di Ponorogo,’’ terangnya. 

Menurut dia, mayoritas mahasiswa dan mahasiswi IAIN Ponorogo adalah alumni pondok pesantren. Pihaknya menjalankan program yang mengharuskan mahasiswa dan mahasiswinya mondok di fasilitas milik kampus. ‘’Menjaga semangat mereka untuk nyantri. Meskipun kata santri sebenarnya bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Hindi yaitu sastri yang memiliki arti orang yang  mempelajari kitab,’’ jelasnya. 

Evi juga mencermati kecenderungan para orang tua memasukkan anaknya ke pondok pesantren dengan pertimbangan kualitas pendidikan dan fasilitas. Berbeda dengan motivasi beberapa dekade sebelumnya yang sebatas ingin mondok dan belajar mengaji. ‘’Tantangan terberat santri zaman dulu adalah ketidakbetahan berada di pondok pesantren karena minimnya fasilitas. Berbeda dengan sekarang,’’ tegasnya.  

Menilik sejarah, Ponorogo Kota Santri tak lepas dari nama besar Kiai Ageng Muhammad Besari. Pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari itu sempat melahirkan sejumlah ulama yang mendirikan pesantren ternama di belahan Nusantara. Kiai Ageng Muhammad Besari juga mendapat sebutan mahaguru para raja Jawa. Berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) memiliki benang merah pula dengan Tegalsari.  

Jumlah santri PMDG mencapai ribuan dan tersebar di 20 kampus yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Lampung, Sumatera Barat, Riau, Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara. Pondok pesantren yang berpusat di Desa Gontor Kabupaten Ponorogo itu juga sudah melahirkan sederet alumni yang menjadi tokoh besar di Indonesia. (why/s)

#jatim #kominfo jatim #kabupaten ponorogo