Sabtu, 27 April 2024

Komisi E DPRD Jatim Nilai Bullying Bisa Dicegah dari Rumah

Diunggah pada : 18 Maret 2024 14:12:13 43
Anggota komisi E DPRD Jatim, Sri Untari. (Pca)

Jatim Newsroom - Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari mengatakan bullying bisa dicegah dari rumah. Karena itu para orang tua memiliki peran untuk mencegah perundungan. Sebab, bullying awalnya justru muncul di dalam keluarga.

"Bullying yang dilakukan orang tua kepada anak-anak sehingga minder di rumah gitu kan. Di luar juga terjadi lagi karena tidak terjadi pengawasan yang baik," katanya Sri Untari dikonfirmasi, Senin (18/3/2024).

Sri Untari menilai masalah perundungan ini menjadi masalah yang serius kalau dibiarkan. Seperti diketahui masyarakat Jawa Timur digegerkan dengan beberapa kasus perundungan atau bulliying. Mayoritas berada di dunia pendidikan, baik sekolah maupun pesantren.

Untari mengaku telah berkeliling mensosialisasikan mengenai masalah perundungan. "Tiga atau empat bulan lalu saya keliling ke kecamatan-kecamatan mengumpulkan ibu-ibu, ngumpulin ibu-ibu kepala desa. Termasuk di koperasi saya juga untuk memahamkan apa sih bullying itu dan kenapa itu tidak boleh menjadi bagian yang terjadi," katanya

Maka itu, penanaman akhlak dalam keluarga dibutuhkan untuk mencegah perundungan. Seorang anak yang memiliki budi pekerti luhur tidak akan menjelek-jelekkan atau mengejek orang.

Sri Untari Politikus asal fraksi PDI Perjuangan itu pun meminta keluarga menanamkan akhlak yang baik. Sebab, percuma di sekolah dilakukan pencegahan perundungan jika di rumah justru terjadi. "Dia akan tahu bahwa mengejek itu bagian dari sesuatu yang tidak baik, maka tidak mau kalau mengejek. Tanamkan itu pada jiwanya anak-anak. Tetapi mulai dulu dari orang tuanya, di sekolahnya diajari tapi di rumahnya orang tuanya kalau bicara begitu, ya sama saja," katanya.

"Kalau ini orang tuanya baik sekolahnya baik, lingkungannya jelek, ya balik kembali bullying itu," imbuhnya.

Untari sendiri terus berupaya mencegah bullying. Salah satunya dengan membuat semacam rumah peduli anak. Program tersebut telah berjalan di Kabupaten Malang.  Akan tetapi masih perlu dikembangkan lagi. "Saya masih bekerja sama dengan DP3A di berbagai kabupaten/kota untuk mengembangkan itu agar terjadi kerja sama yang baik antara konselor, para psikolog, dan kader-kader desa. Kemudian memang baru ada di kurang 12 kecamatan. Nah itu diperbanyak lagi di breakdown di desa-desa,"pungkasnya. (pca/hjr)

#dprd jatim