Selasa, 21 Mei 2024

Kabupaten Mojokerto Terus Upayakan Penurunan Angka Stunting Lewat Gelora Cinta dan Satyangatra

Diunggah pada : 10 Mei 2024 19:33:38 36
Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra) di Kabupaten Mojokerto. Sumber Foto: Diskominfo Kabupaten Mojokerto

Jatim Newsroom - Percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Mojokerto terus digencarkan. Salah satunya melalui Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Mojokerto (10/5/2024), kali ini pelaksanaan 'Gelora Cinta' Dan Pusyangatra menyasar para ibu dan anak-anak Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Diketahui dalam program yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengungkapkan penyebab terjadinya stunting diakibatkan dua hal yakni kekurangan gizi kronis serta infeksi secara berulang.

"Stunting ini penting karena pertumbuhan otak anak kita terjadi mulai dia berada di kandungan hingga usia lima tahun, kalau sudah 5 tahun selesai pembentukan otaknya. Sehingga janin di dalam kandungan itu tidak boleh kurang gizi karena akan berpengaruh pada proses pembentukan otaknya. Dan nanti menyebabkan tingkat kecerdasannya berkurang," ucapnya.

Selain itu, Bupati Ikfina juga menjelaskan, ada beberapa tolak ukur yang dapat menentukan bayi yang terpenuhi gizinya dan bayi yang mengalami stunting.

"Jadi tolak ukur gizinya balita ini kurang atau tidak bisa dilihat dari panjang badannya, berat badannya, dan lingkar kepalanya. Jadi kalau anaknya kurus nanti juga lingkar kepalanya jadi kecil," ungkapnya.

Selanjutnya, terkait dengan kriteria bayi yang sehat, Bupati Mojokerto juga menyampaikan bayi yang sehat adalah bayi yang memiliki berat badan ideal.

"Bayi ini kriteria sehatnya juga banyak jadi tidak harus gemuk, kalau dinilai dari berat badan maka dia harus berada di posisi hijau. Karena kalau gemuk pun nantinya bisa berpotensi terkena obesitas. Dan bisa dari perkembangan, apakah sudah sesuai dengan perkembangannya," ujarnya.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya bayi lahir stunting, Bupati Ikfina juga mengimbau agar pasangan usia subur (PUS) terlalu tua untuk tidak hamil, karena sangat beresiko melahirkan bayi stunting.

"Tolong yang usianya diatas 35 tahun, saya minta tolong untuk jangan hamil. Karena produksi sel telur ini juga usianya sudah tua dan sudah banyak yang rusak. Dan nantinya juga bisa berisiko untuk ibu dan anaknya," tuturnya.

Bupati Ikfina juga berpesan untuk para ibu hamil agar meminum vitamin untuk menunjang pemenuhan gizi ibu maupun calon bayi.

"Mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak lama ini bisa meningkatkan pengetahuan semuanya, saya juga minta tolong kepada ibu hamil jangan malas minum vitaminnya tadi. Jaga putra-putrinya masing-masing jangan sampai kurang gizi, waktu ibu terbatas hingga usianya lima tahun kalau ingin anaknya cerdas maksimal. Saya minta tolong diupayakan ibu hamil tidak boleh kurang gizi dan harus ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun," pungkasnya. (idc/s) 

#stunting #Kabupaten Mojokerto