Selasa, 30 April 2024

Wantimpres RI Kunjungi Lamongan, Bahas Ketahanan Pangan Nasional

Diunggah pada : 12 Desember 2023 10:11:58 44
Kunjungan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Soekarwo ke Lamongan. Sumber Foto: Diskominfo Lamongan

Jatim Newsroom – Pemerintah pusat dan daerah terus berupaya menyiapkan ketahanan pangan nasional. Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Lamongan (12/12/2023), Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Soekarwo, mengatakan, kokohnya ketahanan pangan nasional akan meningkatkan kesejahteraan petani. Tentunya dengan dukungan sarana produksi pertanian dan jaminan penghasilan petani (offtaker). 

Hal ini Ia sampaikan ketika mengunjungi Desa Randubener, Kembangbahu, Lamongan didampingi Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Pria yang akrab disapa Pakde Karwo pun menyebut sejumlah tantangan produksi tanaman pangan khususnya kedelai di Kabupaten Lamongan terjadi pada sarana prasarana (sarpras), hama, dan harga yang fluktuatif (tidak stabil).

“Teman-teman pengambil keputusan perlu melakukan perubahan, dengarkan dulu suara masyarakat apa yang menjadi kendala di lapangan baru dibuat keputusan. Jangan kemudian dibalik mengambil keputusan, belum mendengarkan suara masyarakat. Karena yang tahu persis permasalahan pangan terutama kedelai itu adalah petani dan masyarakat yang ada di pertanian,” kata Pakde Karwo.

Bedasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, produksi tanaman kedelai di Kabupaten Lamongan selama 5 (lima) tahun kebelakang relatif mengalami tren penurunan. Di tahun 2017, produksi kedelai lokal mampu mencapai 22.498 ton, kemudian mengalami penurunan menjadi 22.349 ton di tahun 2018, 12.782 ton di tahun 2019, 8.875 ton di tahun 2020, 9.406 ton di tahun 2021, dan 10.412 ton di tahun 2022. Hal ini turut sejalan dengan luas panen yang kian mengalami penurunan. 

“Cari cara kira-kira produksinya meningkat nanti dipimpin Pak Lurah untuk ketahanan pangan. Kedelai Lamongan turun drastis. Padahal Lamongan tanah tadah hujan, keasaman bagus, hama tidak banyak. Cara meningkatkan produksi per hektar itu gimana, dari bibit bisa disolusikan oleh DKPP Kabupaten Lamongan,” tambah Pakde Karwo. 

Meski demikian, analisis ketersediaan pangan komoditi kodelai di Kabupaten Lamongan, kebutuhan kedelai lokal mampu mencukupi 90% kebutuhan. Sementara, 10% kebutuhan lainnya mengambil dari kedelai impor atau pasar luar.

“Kebutuhan kedelai di Lamongan dipergunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi luar rumah tangga industri, benih, dan tercecer saat panen. Ketersediaan kedelai diperoleh dari produksi lokal/panen raya di bulan Februari, Maret, April, Juli, Agustus, serta pasokan dari luar kabupaten. Di tahun 2023 proyeksi produksi kedelai sebesar 12,324 ton, kebutuhannya 16,205 ton, defisit 3.881 ton,” jelas Bupati Lamongan yang akrab disapa Pak Yes.

Bupati Lamongan juga menjelaskan berbagai upaya akan terus dilakukan, mulai dari penanaman kedelai di beberapa kecamatan hingga berbagai inovasi pengembangan kedelai. (idc/s)

#lamongan #pertanian #ketahanan pangan #Dewan Pertimbangan Presiden