Rabu, 18 September 2024

UWKS Berdayakan Ekonomi Warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya

Diunggah pada : 2 September 2024 15:07:20 65
Foto : Pembina Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya

Jatim Newsroom - Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) kembali menjalankan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) atau yang biasa disebut dengan Pengabdian Masyarakat (Abdimas), yang kali ini menyasar Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Bubutan, Surabaya. PKM yang berlangsung selama enam bulan dari Juni hingga Desember 2024 itu, terfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui pengembangan desain produk, pemasaran, dan pembukuan berbasis digital. 

Dalam program ini, warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, diberdayakan melalui berbagai rangkaian pelatihan yang salah satunya yakni, pelatihan teknologi pengolahan nugget sayur dan keripik bayam.

Berdasarkan keterangannya yang diterima Jatim Newsroom, Senin (2/9/2024), Ketua Tim Dosen PKM UWKS, Endang Retno Wedowati menjelaskan, program ini sebenarnya didanai oleh Kemendikbudristek RI melalui PKM. Disebutkannya, mitra PKM terbagi menjadi dua jenis yakni kelompok ekonomi produktif dan non produktif.

"Nah, kebetulan kelompok kampoeng pintar ini sudah masuk ke dalam ekonomi produktif. Dan kita akan memberi nilai plus pada ekonomi produktif tersebut. Sebelum mengajukan proposal ke Dikti kami juga sudah koordinasi dan diskusi dengan Pak Aseyan selaku ketua kelompok. Sehingga di kegiatan ini kita menentukan varian jenis produk yang dihasilkan dari olahan sayur kita tambah kalau dulu ada steak, kerupuk, dan es krim. Kita akan nambah varian, ada keripik sayur," jelas Retno.

Selain pelatihan produk olahan makanan dari sayur, Retno mengungkapkan, juga akan dibuatkan desain kemasan produknya. Karena desainnya masih sederhana, Ia mengatakan akan melakukan pengembangan desain kemasan produk pangan yang sesuai ketentuan. 

"Di samping itu, kita tambahkan lagi kemampuan dari mitra terkait dengan pemasaran digital, pembukuan digital, sehingga harapannya lebih meningkatkan keberdayaan masyarakat dan ekonomi. Kita kan durasi pengerjaan PKM ini dari Juni sampai Desember 2024 ini, maka, pelatihan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan kami. Dan akan masih berlanjut lagi," ungkap Retno.

Karena lokasi kampus UWKS dengan Kampoeng Pintar Oase Tembol Gede sama-sama masih di Kota Surabaya, Retno mengatakan, proses pemberdayaan ini akan tetap berjalan meski tidak ada dana dari Dikti sekali pun. Hal tersebut, lantaran menandakan bahwa civitas kampus juga punya kewajiban mendampingi masyarakat. 

"Harapannya kegiatan ini tidak hanya sekedar berhenti di pelatihan tapi betul-betul bisa berlanjut menjadi bentuk usaha dari kelompok kampung pintar. Kami menyerahkan alat produksi untuk dukungan sebagai stimulus produksi dari kampung pintar supaya bisa berjalan dan berkelanjutan," ujar Retno.

Sementara itu, sebagai Ketua Kampoeng Pintar, Oase Tembok Gede Surabaya, Aseyan menuturkan, pihaknya betul-betul bersyukur karena menjadi sasaran pada program pelatihan ini. Apalagi di Kampoeng Pintar, juga terdapat program urban farming untuk menyuplai tanaman sayuran ke pasar, dan mengembangkan hasil pertanian dengan produk-produk turunan. 

"Nah, dengan adanya kehadiran Universitas Wijaya Kusuma ini sangat membantu apalagi dengan peralatan untuk mendukung dan mempercepat produksi dari olahan pangan. Tanggapan saya sangat luar biasa, mudah-mudahan dengan adanya program ini masyarakat bisa berdaya bia mandiri untuk membuat produk unggulan yang ada di Kampoeng Pintar ini," tutur Aseyan.

Foto : Pembina Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Surabaya

Karena diketahui, pada proses dijalankannya program ini para Karang Taruna juga dilibatkan, Aseyan menerangkan, hal tersebut supaya generasi muda turut andil pada pemberdayaan masyarakat dan lebih produktif. 

"Selama ini Karang Taruna berkaryanya itu hanya pada saat momen-momen 17an. Nah, karena saya sebagai penasehat di kampung saya memberi solusi kepada mereka dengan di bawah naungan Kampoeng Pintar saya libatkan mereka pada program ini," terang Aseyan.

Menurut Aseyan, para Karang Taruna yang terlibat pada program ini cukup antusias. Dan dikatakannya, nanti jika ada momen-momen atau acara di luar kampung apabila pelatihan dan sebagainya mereka tetap dilibatkan. 

"Karena saya menyadari di kampung saya ini kadernya itu sudah para lansia. Kan eman kalau kampung ini sudah punya nama tapi tidak ada yang meneruskan. Akhirnya anak-anak Karang Taruna itu saya rangkul untuk ikut Kampoeng Pintar," tukasnya.

Di sisi lain, sebagai Pembina Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede, Adi Candra menjelaskan, pihaknya selalu mendorong kolaborasi melalui prinsip pendekatan strategi pentahelix, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, dunia usaha, media partner, dan terakhir masyarakat. 

"Kenapa masyarakat berada di piramida paling akhir? Karena mereka berdiri sebagai penerima paling akhir dari pemanfaatan suatu program. Nah, kami sebagai pembina harus menjadi fasilitator, motivator, ujung tombaknya untuk menjembatani itu. Supaya kita bisa mendekatkan civitas akademisi perguruan tinggi ini dengan lokus persoalan yang sesungguhnya," jelas Adi. 

Menurut Adi, program ini penting untuk dijalankan, supaya masyarakat punya amunisi ataupun peluru untuk berdaya secara ekonomi. 

"Kalau di sini di kenal dengan Kampung Sayurnya, Pak Aseyan dengan warga sudah luar biasa mewujudkan urban farming. Kami sangat berharap perguruan tinggi mendukung kami tidak berhenti di sini sampai Desember itu mudah-mudahan bisa dilanjutkan dengan skema-skema yang lain. Baik itu internal universitas maupun Kemendikbudristek, dan harapannya kampung pintar bisa siap untuk go public menawarkan produknya," harap Adi.

Diketahui, adapun Tim Dosen PKM UWKS yang terlibat dalam prpgram ini ialah, Ketua Tim, Endang Retno Wedowati, Fungki Sri Rejeki, dan Emmy Wahyuningtyas. Sedangkan mahasiswa UWKS yang turut terlibat ialah, Zyanu Puja Widya, Jonathan Valentino Mamuaya, dan Fererius Jemadu. (vin/hjr)

#kota Surabaya #Universitas Wijaya Kusuma #UWKS