Rabu, 18 September 2024

Rangkaian Anniversary ke-7 Tahun IPI

Ikatan Pelukis Indonesia Adakan Seminar dan Lomba Mewarnai di Alun-Alun Surabaya

Diunggah pada : 18 Agustus 2024 19:49:24 211
Smeinar bertajuk 'Membidik Pasar Lukisan Diluar Negeri' yang diadakan IPI di Alun-Alun Balai Pemuda Kota Surabaya. Foto : Vivin

Jatim Newsroom - Sebagai rangkaian perayaan anniversary atau hari jadinya yang ke tujuh tahun, Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) mengadakan seminar  bertajuk 'Membidik Pasar Lukisan Diluar Negeri' dan lomba mewarnai bagi anak-anak (PAUD, TK dan SD).

 

Seminar dan lomba mewarnai ini diadakan di tengah pameran akbar ke-9, karya seni lukis selama satu bulan yang diadakan IPI mulai 3 hingga 31 Agustus 2024, di Basement Alun-Alun Balai Pemuda, Kota Surabaya.



Seminar bertajuk 'Membidik Pasar Lukisan Diluar Negeri' yang diadakan pada Sabtu (17/8/2024) tersebut mendatangkan pembicara seorang Seniman sekaligus Pelaku Pemasaran Lukisan ke Luar Negeri Yahya Jufri. Sedangkan untuk lomba mewarnai, diadakan pada Minggu (18/8/2024) dengan tujuan untuk pengembangan seni rupa bagi generasi muda Indonesia pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79 tahun.



Seniman sekaligus Pelaku Pemasaran Lukisan ke Luar Negeri, Yahya Jufri saat dikonfirmasi Minggu (18/8/2024) menjelaskan, pihaknya bersyukur bisa turut hadir dalam rangkaian perayaan hari jadi IPI ke tujuh tahun sebagai pembicara dalam seminar.



"Alhamdulillah kali ini saya ingin membantu memeriahkan program yang diadakan oleh teman-teman IPI Surabaya. Sebenarnya IPI ini di Indonesia, cuma yang benar-benar aktif ini teman-teman IPI Surabaya yang diketuai oleh oleh Supa'at Margi. Saya ingin membantu memeriahkan dan berbagi apa yang saya punya, khususnya pengalaman saya dalam membidik pasar lukisan di luar negeri," jelas Yahya.



Lebih lanjut, Yahya yang mengaku mulai baru melukis sejak lima tahun lalu ini menerangkan, lukisannya sudah mulai masuk ke pasar luar negeri sejak Maret 2022. Kuncinya supaya karya lukisan bisa laku ke luar negeri, Yahya mengungkapkan, dengan memanfaatkan media sosial yang saat ini sudah mengglobal sebagai media baru untuk memasarkan.



"Jadi artinya media sosial saat ini adalah sebuah alat bagi kita, ibaratnya kita mempunyai hall, tempat pamer yang sangat luas yang dikunjungi. Di Indonesia ini juga ada para pelukis-pelukis yang sudah punya lama akun karya lukisnya sendiri. Artinya mereka juga mempunyai sebuah market sendiri dan mempunyai ikatan tersendiri dengan seseorang yang namanya kolektornya masing-masing, dan itu terus-terus dilakukan," terangnya.



Menurut Yahya, karya-karya lukisan di masa depan nanti bisa menjadi kripto atau sebuah mata uang virtual yang keamanannya dijamin dengan kriptografi. "Artinya bahwa ternyata banyak juga pecinta-pecinta lukisan, bahkan mereka yang mencari-mencari dan ingin menjadikan lukisan ini menjadikan semacam kripto," tukasnya.

Para pemenang lomba mewarnai yang diadakan IPI di Alun-Alun Balai Pemuda Kota Surabaya. Foto : Dok. IPI



Kepada para pelukis di Indonesia, Yahya berpesan, supaya membuat sebuah trademark atau hal khusus yang membedakan karya sendiri dengan lainnya. 



"Makanya dulu. pelukis Pablo Picasso itu awal dimulai dari pelukis realis, banyak orang pelukis realis. Sehingga harus mempunyai trademark sesuatu yang itu hanya milik saya khas. Memiliki trademark tidak harus lupa apa yang tertempel di dalam karya kita, tapi juga termasuk masalah nama, nama kita," pesan Yahya.



Kepada IPI, Yahya berharap, mudah-mudahan teman-teman IPI di Surabaya khususnya, dapat menjadi barometer bagi teman-teman pelukis di Indonesia pada umumnya. "Sehingga sama-sama bisa sukses, setidaknya kita bisa mendapatkan kemakmuran dari apa yang kita lakukan," harap Yahya.



Sementara itu, Ketua IPI, Supa'at Margi mengatakan, pihaknya merasa bangga dan bersyukur karena pada perayaan hari jadi IPI ke tujuh tahun ini bisa mendatangkan pelukis sekaligus pelaku pemasaran seni lukis ke luar negeri seperti Yahya Jufri.



"Saya sangat bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Pak Yahya, bisa hadir disini. Pak Yahya ini kan orang sibuk ya kita bisa belajar melalui seminar ini sesuatu yang luar biasa. Dan apa yang dipaparkan tadi itu banyak masukan-masukan ilmu-ilmu yang baru," tutur Supa'at.



Kepada seluruh anggota IPI khususnya, sebagai ketua Supa'at berharap, pihaknya ingin para pelukis itu sejahtera. "Tujuan utama saya supaya para pelukis itu bisa sejahtera bukan hanya sebagai pegiat seni, namun juga sebagai manusia pada umumnya. Karena kalau para pelukis sejahtera, mereka bisa melibatkan karyawan pembuat pigora, tukang garaji, tukang kayu dan lain-lain. Sehingga semua pihak terlibat dan secara tidsk langsung dapat menggerakkan ekonomi lebih baik," harap Supa'at.



Terkait lomba mewarnai yang diadakan untuk anak-anak (ketgori PAUD, TK, dan SD) pada Minggu (18/8/2024), melalui pers rilis disampaikan bahwa kegiatan lomba mewarnai tersebut merupakan suatu bentuk kepedulian IPI dalam menanamkan perkembangan pada generasi agar mencintai seni rupa dalam bentuk mewarnai gambar yang telah disediakan panitia IPI disela sela agenda pameran akbar di Anniversari IPI ke 7 tahun.



Penghargaan pemenang lomba dalam katagori yang sudah ditentukan  panitia diserahkan langsung oleh Ketua IPI Supa'at Margie kepada para pemenang juara satu sampai tiga, berupa trophy, sertifikat dan vocher. Lomba mewarnai ini, merupakan bentuk kepedulian IPI kepada generasi muda dalam berkesenian sekaligus untuk memeriahkan hari Kemerdekaan Indonesia ke 79 tahun. (vin/hjr)

#kota Surabaya #pameran #HUT Kemerdekaan RI Ke - 79 #Ikatan Pelukis Indonesia #IPI #Alun-Alun Balai Pemuda Kota Surabaya