Jumat, 26 April 2024

Rekam Jejak Perjuangan Mayjen Sukowati Pimpin Batalyon di Ponorogo

Diunggah pada : 10 November 2022 13:30:20 834
Krisdianto menunjukan catatannya dalam buku Jejak Sejarah NU Ponorogo di perpustakaan SMA N 1 Ponorogo, Rabu (9/11/2022). Foto: Erwin Suganda Kominfo Ponorogo

Jatim Newsroom - Rekam jejak perjuangan Mayor Jenderal (Purnawirawan) Soeprapto Sukowati lekat dengan sejarah berdirinya Kodim 0802/Ponorogo. Mantan komandan peleton tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA) itu ditunjuk Panglima Besar Letjen Sudirman memimpin Batalyon 3 Mobil yang membawahi teritorial Ponorogo, pada 9 November 1948. Sosok utuh Soeprapto Sukowati akhirnya dipatungkan di kawasan Simpang Lima Jarakan setinggi 15 meter. 

Menurut sejarawan Krisdianto, peran Mayjen Sukowati dalam membentuk pasukan cadangan pertahanan negara begitu besar pada rentang tahun 1945 hingga 1948. Perwira penting angkatan darat (AD) itu melatih pasukan di lapangan Batalyon (berada di depan Makodim 0802/Ponorogo).

‘’Pasukannya dibekali pengetahuan militer, mulai penggunaan senjata, hingga strategi penghancuran musuh,’’ kata Krisdianto, Rabu (9/11/2022).   

Kris, sapaan Krisdianto yang menulis buku ‘’Jejak Sejarah NU Ponorogo’’ bersama sembilan peneliti lainnya menerakan bahwa Mayjen Sukowati berjasa besar menumpas pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada 1948. Mayor jenderal kelahiran Sragen, 12 November 1922 dan meninggal di Jakarta (9 Agustus 1972), itu mengatur taktik jitu melemahkan Front Demokrasi Rakyat (FDR) bentukan partai-partai dan organisasi sayap kiri (komunis).

‘’Berpura-pura berpihak ke FDR dengan meminta bantuan tambahan senjata. Ketika suplai persenjataan datang dari Pacitan, Mayjen Sukowati langsung melucuti dan menawan pasukan FDR serta menghentikan mobilitas mereka di Desa Cekok Kecamatan Babadan,’’ ungkap Kris yang staf pengajar di SMAN 1 Ponorogo itu. (why/n)

#jatim #kominfo jatim #kabupaten ponorogo