Jatim Newsroom - Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jatim, Bandoe Widiarto, mengungkapkan bahwa perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada triwulan I/2024 tumbuh sebesar 4,81% secara year-on-year (yoy).
Pertumbuhan ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV/2023, terutama didorong oleh kenaikan permintaan domestik. Kinerja positif ini tercermin dari meningkatnya konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi lembaga nirlaba swasta (LNPRT), konsumsi pemerintah, dan investasi. Ekspor juga mengalami kenaikan, khususnya ekspor dalam negeri (DN), meski ekspor luar negeri (LN) melambat.
"Pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan pertama tahun ini lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kinerja permintaan domestik dan eksternal," ujar Bandoe seusai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 secara virtual di kantor KPwBI Jatim, Jumat (14/6/2024).
Peningkatan permintaan domestik dan eksternal berdampak pada peningkatan kinerja lapangan usaha (LU) Industri Pengolahan, LU Konstruksi, LU Akomodasi dan Makan Minum, serta LU Transportasi dan Pergudangan. Namun, pertumbuhan ekonomi Jatim tertahan oleh menurunnya kinerja LU Pertanian dan LU Perdagangan.
Kebijakan Moneter dan Pengendalian Inflasi
Bank Indonesia terus menerapkan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi dari sisi permintaan. Namun, tekanan inflasi juga dipengaruhi oleh sisi penawaran, seperti harga pangan yang bergejolak (volatile food/VF) dan harga yang diatur pemerintah (administered prices/AP).
Inflasi gabungan kota/kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim pada Mei 2024 secara tahunan tercatat 2,84% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya (3,25% yoy) dan lebih rendah dari inflasi nasional (3,00% yoy).
"Tekanan inflasi Jatim masih terjaga dalam target sasaran inflasi nasional (2,5%±1%). Ini tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) secara masif, serta sinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," papar Bandoe. (jal/hjr)