Sabtu, 27 April 2024

Pemkab Mojokerto Sukseskan Program SEHATI dan SEJOLI

Diunggah pada : 21 Februari 2024 10:05:53 22
Program SEHATI dan SEJOLI di Kabupaten Mojokerto. Sumber Foto: Diskominfo Mojokerto

Jatim Newsroom - Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menyukseskan peningkatan kesehatan dan kemandirian lanjut usia (lansia) serta menurunkan angka stunting di Bumi Majapahit. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan terus menggulirkan program Selasa Sehat turunkan Stunting, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Ibu (AKI) (SEHATI), serta Selasa Sehat Jaga Lansia Mandiri (SEJOLI).

Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Mojokerto (21/2/2024), Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyampaikan balita di Kabupaten Mojokerto harus terbebas dari stunting, karena dapat berdampak pada kecerdasan ketika dewasa yaitu menurun hingga 20 persen di bawah rata-rata.

Selain itu, ada dua hal yang menyebabkan balita terkena stunting yakni kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Maka untuk menanggulangi terjadinya stunting di dalam kandungan, para ibu hamil juga harus memenuhi gizinya.

"Agar ibu hamil nanti anaknya tidak stunting, maka ibunya juga tidak boleh kekurangan gizi. Ibu hamil yang kurang gizi biasanya ditandai dengan lingkar lengan yang lebarnya kurang dari 23,5 cm. Supaya ibu-ibu tidak kurang gizi maka harus makan dan tidur dengan teratur," ungkapnya.

Dalam pelaksanaan program SEHATI dan SEJOLI di Desa Singowangi, Kecamatan Kutorejo, Bupati Ikfina juga mengimbau, setelah melahirkan para ibu harus memberikan ASI eksklusif selama usia 6 bulan, karena dengan memberikan ASI eksklusif dapat memenuhi gizi bayi sehingga dapat mencegah terjadinya stunting pada bayi.

"Begitu lahir bayi harus di beri ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan, baru diberi makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun," ujarnya.

Terkait makanan pendamping ASI, Bupati  Mojokerto menjelaskan, untuk memenuhi gizi balita para orang tua juga wajib memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu.

"Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia di bawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi," terangnya.

Sementara itu, terkait lansia Bupati Mojokerto mengatakan, untuk mewujudkan lansia mandiri, maka para lansia diharapkan dapat rutin datang ke posyandu setiap bulannya untuk mengecek kesehatannya.

"Karena ketika lansia tidak dijaga kesehatannya, akan terjadi darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, asam urat tinggi. Hal itu membuat kaki kesemutan dan dapat menghalangi aktifitas sehari-hari," jelasnya.

Adapun beberapa pengecekan kesehatan di posyandu untuk lansia, mulai dari cek tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Selain itu, agar Lansia bisa terhindar dari berbagai penyakit, Bupati Ikfina juga berpesan, agar para lansia bisa sabar dan dapat mengendalikan pikirannya.

"Bagaimana agar tekanan darah tidak naik, maka lansia itu harus bisa mengendalikan pikirannya. Bukannya tidak boleh berpikir, tapi jangan sampai jengkel. Karena yang membuat darah naik itu jengkel, bukannya mikir. Dijalani saja dengan senyuman," pungkasnya. (idc/s)

#kesehatan #Kabupaten Mojokerto