Minggu, 5 Mei 2024

Laku Tirakatan Warnai Grebeg Suro Kota Ponorogo

Diunggah pada : 19 Juli 2023 16:15:47 71
Peserta Laku Tirakatan berjalan kaki dari Wengker Park di Kecamatan Babadan menuju Gedung Bakti Kecamatan Ponorogo, Rabu (18/7/2023) malam. Foto : Erwin suganda

Jatim Newsroom - Melestarikan tradisi beberapa dekade silam ketika masyarakat berjalan kaki keliling kota setiap malam 1 Muharam (1 Suro). Panitia Grebeg Suro di Ponorogo mengemasnya dalam acara Laku Tirakatan yang terbagi dalam lima zona. Rombongan mengambil garis start dari sejumlah penjuru kecamatan dengan finis di empat titik wilayah kota, Selasa (18/7/2023) malam. 

Rombongan dari zona I berangkat dari Wengker Park di Kecamatan Babadan. Mereka terdiri dari perwakilan setiap desa dan kelurahan di  Kecamatan Babadan, Ponorogo, Jenangan, serta Kecamatan Ngebel yang masing-masing mengirimkan 11 orang. Rombongan berjalan kaki ke arah kota hingga finis di depan Gedung Bakti Ponorogo. ‘’Melestarikan tradisi leluhur, ketika malam 1 Suro masyarakat dari beberapa kecamatan berjalan kaki ke arah pusat kota,’’ kata Camat Babadan Wasis saat memberangkatkan rombongan Laku Tirakatan.

Prosesi serupa juga berlangsung dari zona II ketika rombongan berangkat dari pertigaan Puskesmas Kauman dengan  finis di gedung sentra industri kecil dan menengah. Rombongan dari zona III mengambil start  dari lapangan Desa Ngampel Kecamatan Balong dan zona IV dari lapangan Desa Josari Kecamatan Jetis yang sama-sama finis di depan SMAN 3 Ponorogo. Sedangkan rombongan  zona V berangkat dari agrowisata kebun anggur Desa Tajug dan  finis di Jalan Kumbokarno Ponorogo.

Ikhwanul, salah seorang peserta Laku Tirakatan dari Kelurahan Kauman, mengaku senang berjalan kaki dari Babadan ke Ponorogo. Dia seolah mengulang pengalaman kakek dan neneknya dulu yang berjalan kaki semalam suntuk  pada malam 1 Suro. ‘’Dari cerita kakek dan nenek, berjalan keliling semalaman sampai pagi,’’ ungkapnya. 

Dia berharap Laku Tirakatan menjadi agenda rutin gelaran Grebeg Suro. Namun, dikemas lebih menarik sehingga mengundang perhatian wisatawan. Selain mempertahankan tradisi, juga menjadi pembelajaran memaknai pergantian tahun Hijriah dengan berjalan kaki sebagai upaya introspeksi diri. ‘’Agar anak  cucu kita nanti mampu memaknai pergantian tahun,’’ jelasnya. (why/hjr)

#jatim #kominfo jatim #kabupaten ponorogo