Jatim Newsroom - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadiskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin mengatakan, dengan adanya tag line 'Jawa Timur Gerbang Nusantara Baru', pihaknya optimis menjadikan Jatim semakin digital. Demikian disampaikannya, saat berkesempatan menjadi pembicara dalam Webinar ASN Belajar Seri 36 Tahun 2024, yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur (BPSDM Jatim), secara daring pada Kamis (19/9/2024).
"Proses transformasi digital di Jatim di 2024 ini, rata-rata naik 1,19 yang setara dengan kenaikan tertinggi antara provinsi di seluruh Indonesia. Dan ini yang mendorong kami bersama-sama mempertahankan predikat ini bahkan menaikkan ke tingkatan yang lebih tinggi, kondisi ini membuat Pemprov Jatim yakin siapapun yang belajar SPBE atau transformasi digital silahkan belajar ke Jatim termasuk ke kabupaten kotanya karena kami bersama sama sepakat menjadikan Jatim semakin digital. Semua ini tidak lepas dari BPSDM Jatim karena BPSDM Jatim dengan masif memasukkan materi transformasi digital di setiap pelatihannya," tutur Sherlita.
Lebih lanjut, Sherlita menerangkan, indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Pemprov Jatim pada tahun 2023, ada delapan kabupaten/kota yang berpredikat memuaskan, 12 kabupaten/kota berpredikat sangat baik, 16 kabupaten/kota berpredikat baik, dan dua kabupaten/kota berpredikat cukup.
"Info terbaru pada minggu lalu Kemenkominfo meluncurkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia atau IMDI bahwa Jatim berada di posisi ke tujuh secara nasional," terangnya.
Posisi Jatim terhadap Ibu Kota Nusantara Baru, menurut Sherlita, secara topografi dan demografi sangat strategis yang memiliki luas 48 ribu km persegi atau sama dengan 36,75% luas wilayah Jawa, dengan jumlah penduduk hampir 42 juta jiwa dan jumlah 38 kabupaten/kota, serta 666 kecamatan, jumlah desa dan kelurahan yang cukup banyak ini menjadi potensi yang luar biasa bagi Jatim.
"Secara ekonomi kontribusi ekonomi Jatim di Triwulan II tahun 2024 Jatim adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa 25,30 sedikit di bawah DKI yang memang saat ini kegiatan dan pusat perekonomian dengan angka 29,22%. Kondisi tenaga kerja di tiga sektor utama pun seperti pertanian, perdagangan dan sektor Industri menunjukkan, tenaga kerja sektor industri 15,20% berkontribusi terhadap PDRB sebesar 30,54%," sebut Sherlita.
Sherlita mengatakan, tenaga kerja sektor pertanian yang strukturnya terbesar ternyata kontribusinya hanya 11,04%. Ditegaskannya, hal ini menjadi PR bersama, agar tenaga kerja yang banyak di sektor pertanian bisa mendongkrak PDRB Jatim di sektor pertanian. Apalagi diketahui komiditas pangan seperti padi, jagung, kacang hijau, cabai rawit, dan bawang merah menyumbang komoditi pangan terbesar.
"Inilah yang membuktikan, bahwa betapa kaya sebetulnya Jatim ini dari semua indikator yang kita lihat sekarang bahwa sangat layak Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jatim sendiri, komoditas pangan yang kaya juga kita kirim ke beberapa daerah di seluruh Indonesia terutama bagian timur," ujar Sherlita.
Oleh karena itu, menurut Sherlita, sudah tepat bahwa Pemprov Jatim memposisikan Provinsi jawa Timur sebagai gerbang nusantara baru IKN menjadi simbol kemajuan Indonesia.
Dengan posisinya yang strategis, Jatim memiliki peran sentral yang mendukung proses perpindahan Ibu kota dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan keuntungan posisi yang strategis, Jatim siap menjadi provinsi penyangga IKN baik dari segi logistik, pangan, sumber daya manusia, hingga transformasi digital. Lebih jauh lagi, Jatim siap menyangga baik sejak proses perpindahan, perpindahan, bahkan kemudian pelaksanaan operasional IKN,” pungkasnya. (vin/hjr)