Sabtu, 18 Mei 2024

Jatim Provinsi dengan Konsumsi Baja Tertinggi

Diunggah pada : 2 Desember 2022 15:31:22 133
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, Iwan S.Hut. (tengah) saat foto bersama di salah satu stand industri baja pada acara The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, di Grand City Convention and Exhibition, Surabaya. Pada Jumat (2/12/2022). Foto : Sugeng JNR Kominfo Jatim

 

Jatim Newsroom –  Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, Iwan S.Hut. menghadiri acara seminar dengan tema ‘Insdustri Baja Nasional untuk Indonesia Maju’ sebagai keynote speaker mewakili Gubernur Jawa Timur di Grand City Convention and Exhibition, Surabaya, Jumat (2/12/2022).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, Iwan S.Hut. saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Timur menyampaikan kinerja perekonomian Jawa Timur pasca pandemi Covid – 19, mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini tidak lepas dari tingginya kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional yang pada triwulan II tahun 2022 mencapai 14,36 persen.

“Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 25,51 persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III tahun 2022 ini, mulai menunjukkan harapan terhadap terjadinya pemulihan ekonomi. Yaitu meningkat sebesar 5,58 persen, dibanding periode yang sama tahun 2021,” terang Iwan.

Iwan menjelaskan, pembangunan Industri tentunya tidak lepas dari besi baja yang merupakan mother of industry. Industri baja merupakan penyuplai bahan baku bagi sektor industri lainnya seperti konstruksi, otomotif, perkapalan, elektronika, mesin, perkakas, minyak, gas bumi, pembangkit listrik, telekomunikasi, hingga industri kaleng.

Oleh karena itu, lanjut Iwan, baja berperan penting dan berpegaruh terhadap perkembangan ekonomi nasional. Iwan menyatakan bahwa konsumsi baja Jawa Timur cukup tinggi, bahkan paling tinggi dengan kontribusi sebesar 20 persem hingga 25 persen terhadap total konsumsi nasional yang mencapai 15,8 juta ton per tahun dan menjadikan Jawa Timur sebagai pasar yang gemuk bagi industri baja.

Jatim juga pengekspor besi baja, namun pada tahun 2020 ekspor tercatat sebesar 29,53 juta Dollar AS atau mengalami penurunan 28,30 persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ekspor besi baja tersebut diakibatkan dari pandemi Covid – 19, yang menyebabkan beberapa negara mengurangi permintaan besi dan baja dari Jawa Timur karena pengaruh pasar dunia yang semakin tidak menentu.

“Akan tetapi di tahun 2021, ekspor besi dan baja dari Jawa Timur meningkat tajam hingga 122,54 persen menjadi 622,07 juta Dollar AS. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri baja di Jawa Timur mulai pulih dan mampu berkontribusi positif terhadap perekonomian,” paparnya.

Iwan mengungkapkan, salah satu kendala industri baja di Jawa Timur adalah tingginya impor. Pada tahun 2020 impor industri baja di Jawa Timur sebesar 1.179,74 Juta Dollar AS atau turun 38,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2021, impor besi baja naik 52,02 persen menjadi 1.793,45 juta Dollar AS.

“Untuk mengatasi kendala tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur senantiasa melindungi industri baja dalam negeri dari sentuhan produk impor. Melalui pembinaan dan pengawasan kebijakan wajib SNI, meningkatkan utilitas produk besi dan baja dalam negeri melalui program peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan memperluas hubungan dagang serta investasi melalui diplomasi, advokasi, dan negoisasi perjanjian bilateral, super regional, regional serta kerja sama komoditi,” ungkapnya.

TKDN

Terkait dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Iwan menyampaikan bahwa Provinsi Jawa Timur menempati posisi ketiga setelah Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dengan jumlah industri sebanyak 573 unit dan 6.204 sertifikat

“Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan kesempatan kepada penyedia barang yang memilik sertifikat TKDN untuk memenuhi kebutuhan instansi pemerintah melalui platform JatimBejo,” terangnya.

Di akhir sambutannya Iwan menyampaikan apresiasi Gubernur Jawa Timur atas terselenggaranya acara IISIA Business Forum 2022 ini. Ia berharap semoga kegiatan ini menginisiasi tumbuh kembangnya industri baja lokal, sehingga dapat bersaing dengan produk impor.

“Jawa Timur itu kan sangat potensi terhadap penggunaan baja nasional, Ibu Gubernur mendorong terkait dengan penggunaan produk dalam negeri dan mendorong serta mendukung pengembangan kawasan industri yang ada di Jawa Timur. Termasuk juga dalam memperluas percepatan kawasan industri yang ada di Jawa Timur,”imbuhnya.

Sementara itu, Staf  Khusus Kementerian Koordinator Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan, menyampaikan bahwa ada rencana yang sudah dipersiapkan melalui program P3DN untuk meningkatkan suplai baja supaya dapat mengurangi tingkat impor baja di Jawa Timur.

“Melalui program P3DN, peningkatan produksi dalam negeri itu kita dorong supaya proyek – proyek infrastruktur dapat diketahui rencananya. Sehingga industri itu sudah bisa menyediakan bahan baku dan kapasitas untuk memenuhi. Karena kita tidak bisa samakan industri baja ini seperti pabrik roti, dia butuh waktu sehingga dalam perencanaan proyek infrastruktur itu harus sudah jauh – jauh hari diinformasikan kepada industri baja,”kata Putu.

Sebagai informasi, seminar ini merupakan rangkaian dari acara The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022 yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bersama Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional yang mana telah berlangsung selama dua hari dari Kamis hingga Jumat (1-2/12/2022).

 

 

 

Acara seminar juga dihadiri oleh Staf  Khusus Kementerian Koordinator Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Eksekutif IISIA, Widodo Setiadharmaji. Direktur Jendral Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, A. Fatoni. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR Nicodemus Daus. Bendahara Umum BPP Gapepsi, Ken Pangestu. Guru Besar ITS Teknik Sipil, Profesor Priyo Suprobo. Serta Wakil Ketua Umum DPP REI, MT Junaidi.(vin/s)

 

 

 

#Disperindag #industri