Minggu, 19 Mei 2024

BNN Sampaikan Perlunya Peran Aktif Masyarakat Menangani Narkoba di Indonesia

Diunggah pada : 24 Januari 2024 20:12:29 39
Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Richard M. Nainggolan (tengah) saat sesi foto bersama dengan Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita (kiri) usai siaran di Radio Sonora FM-Smart FM, Surabaya, Rabu (24/1/2024). Foto : Yanu - Vicky / JNR

Jatim Newsroom Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Richard M. Nainggolan, berkesempatan hadir menjadi pembicara dalam siaran radio program dialog interaktif Bangga Indonesia bertajuk ‘War On Drugs’ di Stasiun Radio Sonora FM-SmartFM, Surabaya, Rabu (24/1/2024) sore. Pada momen itu Ia menyampaikan, perlunya  peran aktif masyarakat dalam menangani ancaman narkoba di Indonesia. 

“Dengan luasnya negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan ini, dapat menyebabkan adanya banyak pintu atau jalur masuk peredaran narkoba, bagi para pebisnis narkotika dari luar negeri melalui jalur-jalur tidak resmi. Disinilah diperlukan peran aktif masyarakat secara keseluruhan, untuk turut menanggulangi permasalahan narkotika, kalau masyarakat tidak berperan aktif, dan tidak bekerja sama, pasti akan sulit mengawasi peredaran narkoba,” jelas Richard. 

Adapun situasi dan kondisi permasalahan narkoba di Indonesia, Richard menerangkan, pihaknya dapat memberikan gambaran, tentang ancaman narkotika di Indonesia. 

“Kita telah ketahui bersama, bahwa daya rusak dari narkotika ini sangat serius karena seluruh daerah, kota, kecamatan, bahkan RT / RW sudah dapat dimasuki penyebaran pengaruh penyalahgunaan, maupun peredaran narkotika. Belum lagi dari potensi pasar, dimana jumlah penduduk kita yang cukup banyak yakni 270 juta lebih, dari sisi demografi ini sebenarnya menjadi potensi Indonesia dalam permasalahan narkotika,” jelas Richard. 

“Terkait dengan jumlah barang bukti yang sudah kita sita, sebagai contoh dari tahun 2021 sampai 2023, jaringan yang terungkap ada 49 jaringan. Yakni, terdiri dari 23 jaringan internasional dan 26 jaringan nasional. Untuk barang bukti yang disita, ada sabu 6.5 ton ini adalah data BNN, untuk Polri mungkin beda jumlahnya,” sambung Richard. 

Dari luasnya Indonesia ini, Richard mengungkapkan, daerah yang dinilai rawan narkotika salah satunya adalah Jawa Timur. “Jawa Timur adalah wilayah yang termasuk, namun sebenarnya semua daerah berpotensi rawan. Karena tergantung rasa kesiapan masyarakat setempat dalam menanggulangi narkoba ini. Maka, jika ingin menuntaskannya harus ada kerja sama antar masyarakat,” ungkapnya. 

Dikatakan Richard, setelah penyitaan narkoba, para pebisnis dan pengedar pasti akan melakukan pemulihan stok. “Artinya kalaupun petugas baik dari BNN, maupun Polri berhasil menyita satu ton. Maka, kita harus bersiap-siap mendapat kiriman dua ton, satu ton untuk recovery atau pemulihannya, satu ton untuk mengganti. Karena dalam bisnis narkotika tidak ada sistem bayar dulu atau COD, adanya sistem bayar dulu baru barang dikirim,” terang Richard. 

Agar masyarakat dapat terhindar dari kasus narkoba, Richard berpesan, supaya ketakwaan masyarakat kepada tuhan selalu dijaga.”Lalu, menambah edukasi terkait bahaya narkoba juga perlu, karena orang tidak akan paham kalau tidak berani menghadapi masalah. Sehingga masyarakat juga perlu bimbingan kalau bertemu pecandu narkoba, tidak harus dijauhi dan dikucilkan, bawa saja ke BNN karena mereka pasti akan direhabilitasi kalau melaporkan diri, tidak akan diproses hukum dulu,” pesan Richard.

Richard mengatakan, Indonesia bersih dari narkoba tidak akan terwujud, jika tidak ada keikut sertaan masyarakat dalam menanggulanginya. “Karena permasalahan narkoba adalah permasalahan kita bersama, maka penanganan juga harus jalan bersama-sama. Partisipasi dan peran aktif masyarakat sangat-sangat mempengaruhi keberhasilan penanganan permasalahan narkoba ini. Mari kita selamatkan anak bangsa kita supaya negara kita dapat lebih maju dan makmur serta sejahtera masyarakatnya,” pungkasnya. 

Diketahui, selain Ridchard, turut hadir pula pembicara lain dalam siaran radio di Sonora FM Surabaya bertajuk 'War On Drugs’ ini, yakni Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin. (vin/s) 

#narkoba #BNN #Badan Narkotika Nasional