Jatim Newsroom - Persiapan pengoperasian RSUD Ar Rozy Kota Probolinggo semakin dimatangkan. Manajemen rumah sakit baru milik Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo itu menggelar In House Training Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit atau SIMRS Khanza dalam rangka Implementasi Rekam Medik Elektronik. Ratusan tenaga kesehatan dan pegawai pun mengikuti pelatihan secara intensif yang digelar selama 3 hari hingga Rabu (15/11/2023) mendatang.
Disampaikan oleh Plt. Direktur RSUD Ar Rozy dr. Abraar H.S. Kuddah, Senin (13/11/2023), bahwa training SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit ini merupakan upaya untuk memenuhi persyaratan dari Menteri Kesehatan terkait penggunaan rekam medis berbasis elektronik.
“Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 Tahun 2022 Tentang Rekam Medik menyebutkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam medik elektronik,” terang dr. Abraar yang juga menerangkan isi data rekam medik. Meliputi data pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sementara itu, membuka agenda training, Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan bahwa hadirnya RSUD Ar Rozy ini merupakan wujud semangat pemkot dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi warga Kota Probolinggo.
“Pemerintah Kota Probolinggo mendukung sepenuhnya upaya pembangunan kesehatan yang terwujud melalui program-program prioritas antara lain, pencapaian Universal Health Coverage (UHC), optimalisasi posyandu, puskesmas, ambulan siaga, serta pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan RSUD Ar Rozy yang Insya Allah akan segera beroperasional tidak lama lagi, itu semangat dari pemerintah daerah,” kata Habib Hadi, dikutip dari laman resmi Pemkot Probolinggo.
Wali kota juga memberikan apresiasi kepada segenap pegawai RSUD Ar Rozy atas dedikasinya mensukseskan berdirinya rumah sakit baru di kawasan selatan Kota Probolinggo itu. “Baru menorehkan sejarah, bersama teman-teman yang pegawai di RSUD Ar Rozy ini. Itu adalah sejarah sebagai wujud bentuk komitmen pemerintah terhadap pelayanan kesehatan. Anda yang pertama menorehkan sejarah, nama anda tidak bisa digantikan oleh siapapun. Itu menjadikan kebanggaan kita semuanya,” kata wali kota.
Ke depan, satu hal yang masih menjadi tantangan bagi RSUD Ar Rozy. Yakni, belum tercovernya BPJS Kesehatan untuk pembiayaan pelayanan rumah sakit. Namun wali kota akan berusaha untuk mempercepat realisasi BPJS Kesehatan bagi pasien saat diresmikan nanti. ”Begitu beroperasi rumah sakit, masih belum bisa dicover BPJS, ini menjadi tantangan. Informasinya minimal 3 bulan, kita akan usahakan bagaimana caranya langsung bisa untuk melayani BPJS Kesehatan,” tambah Habib Hadi.
Sebagai informasi, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang diimplementasikan di RSUD Ar Rozy bekerja sama dengan Yayasan SIMRS Khanza Indonesia. Dikenal dengan nama SIMRS Khanza, sebuah aplikasi yang dapat digunakan oleh rumah sakit, klinik, puskesmas, serta praktek mandiri yang bersifat gratis dan open source. Pada training ini, peserta akan mendapatkan materi seputar, pengenalan SIMRS Khanza, persiapan bridging BPJS, materi rekam medik elektronik pada setiap unit pelayanan IGD, rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, informasi, logistik medis, kasir, keuangan, HRD serta kepegawaian. (ghf/s)
#kota Probolinggo #dinkes #RSUD #rumah sakit #dinas keshatan