Jatim Newsroom- Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur berkomitmen membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merambah pasar ekspor.
"Kami bersepakat melalukan kerjasama atau kolaborasi kedepan terkait bisnis logistik, utamanya di Jatim. Juga tentang pemberdayaan UMKM, membantu melakukan pendampingan UMKM untuk logistik ekspor maupun kegiatan logistik dalam negeri, terkait dengan prosedur customs clearance, clearance dokumen dan lain sebagainya," ujar Ketua ALFI Jatim Sebastian Wibisono saat dikonfirmasi, Selasa (13/2/2024).
Keinginan tersebut dipicu oleh masih kecilnya jumlah UMKM yang memahami bagaimana melakukan prosedur ekspor. Sehingga jumlah UMKM yang melakukan ekspor secara mandiri masih sekitar 50% saja, sisanya melakukan ekspor melalui tangan kedua.
"Mungkin baru 50% yang memahami, sehingga masih butuh pendampingan. Ini memang tugas kami sebagai anggota Kadin Jatim untuk terus membantu pemerintah mendorong UMKM melakukan ekspor sendiri. Karena kita ketahui bahwa UMKM memiliki kontribusi besar dalam ketahanan ekonomi Indonesia. Tentunya sektor ini harus terus mendapatkan support sehingga kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia akan semakin besar," ujarnya.
Oleh karena itu, ALFI bersama Kadin Jatim akan terus menggali potensi mereka dengan melakukan mapping. "Potensinya seperti apa dan skema pendampingannya seperti apa yang paling pas, sehingga kedepan akan terus bisa berjalan dengan baik. Sebab 60% anggota ALFI yang bergerak di bidang logistik juga termasuk UMKM," katanya.
Senada dengan Sebastian Wibisono, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan bahwa kontribusi UMKM terhadap perekonomian Jatim memang cukup besar, mencapai sekitar 58%.Dan kontribusinya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Data Pemerintah Provinsi Jatim menunjukkan, pada tahun 2022 kontribusi UMKM terhadap ekonomi Jatim mencapai 58,36%, naik signifikan dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 57,25% dan tahun 2021 sebesar 57,71%. Sementara penyerapan tenaga kerja juga cukup besar, mencapai 96,3%.
"Tahun 2023, kontribusinya semakin besar seiring dengan banyaknya UMKM yang bermunculan dan yang naik kelas. Ini artinya bahwa pendampingan yang akan dilakukan oleh ALFI dan Kadin Jatim adalah upaya strategis dalam mewujudkan target pemerintah menciptakan UMKM baru ekspor," kata Adik.
Pada kesempatan yang sama, WKU Pemberdayaan Asosiasi dan Himpunan Kadin Jatim Adi Prawito mengungkapkan, Kadin Jatim menyambut baik keinginan ALFI bersinergi dalam melakukan pendampingan kepada UMKM yang ingin melakukan ekspor.
"Sebagai salah satu organisasi logistik yang mapan dan memiliki sumberdaya, ALFI memiliki potensi besar. Tetapi sejauh ini sosialisasi ke eksternal masih kurang sehingga keinginan mereka untuk melakukan pendampingan kepada UMKM bisa memberikan dampak positif juga ke ALFI sendiri dan UMKM yang didampingi. Jika ini diberdayakan, otomatis potensi pasar ekspor yang bisa dijangkau UMKM akan semakin besar lagi," kata Adi Prawito.
Selama ini lanjutnya, memang banyak UMKM yang melakukan ekspor melalui tangan kedua. Mereka merasa ekspor itu sulit. Padahal yang perlu diketahui bahwa kegiatan ekspor impor boleh dilakukan oleh semua pelaku usaha asalkan ada potensi dan permintaan. "Ini perlu disosialisasikan dengan sangat rinci dan baik," tandasnya.
Tetapi yang saat ini masih sering menjadi kendala adalah kelancaran arus logistik. "Agar arus logistik lancar, Kadin mendorong pemerintah untuk sesegera mungkin mengkoneksikan pusat pertumbuhan baru dengan tujuan. Pelabuhan sudah bagus tetapi koneksinya belum, maka akan mengganggu, selain juga dengan memperbaiki SDM. Jika tidak, maka kondisi ini akan menghambat daya saing," pungkasnya.(mad)