Jumat, 20 September 2024

PMI Jatim dan Surabaya Ikut Orientasi tentang Penanganan Panas Ekstrem

Diunggah pada : 18 Mei 2024 17:05:32 37
Orientasi Behaviour Change Communication (BCC) Panas Ekstrem. Sumber Foto: PMI Jatim

Jatim Newsroom - Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur dan PMI Kota Surabaya menyertakan wakilnya untuk mengikuti orientasi Behaviour Change Communication (BCC) Panas Ekstrem di Jakarta. BCC Panas Ekstrem merupakan Program dari Coastal Climate and Heat Action Project (CoCHAP) PMI-America Red Cross.

Mengutip laman PMI Jatim (18/5/2024), Pengurus PMI Pusat yang membidangi hubungan internasional, Niniek Kun Naryatie, menyampaikan terima kasih kepada AMCROSS yang telah menginisiasi kegiatan ini.

“Orientasi ini hendaknya tidak dianggap sesuatu yang biasa. Namun terpenting adalah makna dan tujuannya, yaitu dalam rangka peningkatan kapasitas.

Terutama pada climate yang di program dan dirancang betul-betul dan akuntabel dan telah disesuaikan dengan kebutuhan kita sekarang,” ungkap Niniek Kun Naryatie.

Ia menjelaskan, tahun 2023 itu sudah disebut sebagai cuaca terpanas dalam sejarah dan ini tidak akan berhenti semakin panas. Sedangkan panas ekstrem belum banyak diketahui oleh masyarakat, namun dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat bawah.

"Pekerja luar ruangan atau funable adalah yang paling merasakan terkena dampaknya. Oleh sebab itu, panas ekstrem harus selalu dikampanyekan," ujarnya.

Menurutnya, banyak hal yang harus dikerjakan bersama-sama dalam mengatasi panas exstrem.

"Saya mencoba terus mengikuti apa itu heat summit yang diselenggarakan IFRC meski sampai malam-malam. Dan ternyata summit itu adalah dikumpulkan individu-individu atau organisasi yang bisa memberikan ide atau menyampaikan apresiasi yang telah mereka lakukan dalam rangka mengatasi panas ekstrem ini," ujarnya.

Dalam summit tersebut ada diskusi dengan nasional society untuk membuat semacam heat action plan terutama untuk melindungi masyarakat yang paling rentan terhadap rencana aksi panas ekstrem.

"Yang kita punya adalah perubahan iklim tapi itu belum spesifik dan belum cukup untuk heat. Jadi harus action plan, dan ini perlu sekali kita pikirkan bersama," terangnya.

Niniek Kun Naryatie, juga menjelaskan perlunya melindungi dahulu relawan-relawan dari panas ekstrem ini. "Ketika relawan melakukan tugas kemanusian di luar rencana aksi, maka harus punya early warning system. Apa yang bisa kita lakukan?," tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa perlu menggandeng BMKG, lembaga yang bisa memprediksi cuaca. "Early warning ini juga perlu dikampanyekan pada sekolah-sekolah dengan memanfaatkan masa liburan. Juga ada call kepada perusahaan, individu. Sedangkan kepada Masyarakat, akademisi, organisasi kemanusiaan seperti PMI. PMI harus ada action yang konkret sejak awal," jelasnya.

PMI pun membuat pesan-pesan kunci yang belum kita gunakan. “Bagi humas ada 4 hal yang harus dari inter communication yakni mendengarkan keluhan atau ability to lesson, problem solving, mengambil keputusan, stress inter personal relation itu pasti membuat stres dan stres itu dikelola,” tegas Nuniek. (idc/s)




#PMI Jawa Timur #panas ekstrem #cuaca