Selasa, 30 April 2024

Tekanan Melandai, BI Sebut Inflasi Gabungan Kabupaten dan Kota di Jatim di Atas Sasaran

Diunggah pada : 9 Agustus 2023 8:52:07 72
Doddy Zulverdi, Kepala KPw BI Provinsi Jawa Timur dalam Bincang Bincang Media di kantor Bank Indonesia Surabaya, Selasa (9/8/2023). Foto: Rijal

Jatim Newsroom-  Inflasi gabungan Kabupaten dan Kota Indeks Harga konsumen (IHK) di Jawa Timur pada Juli 2023 tercatat sebesar 4,11% (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2022 sebesar 6,52% (yoy) dan triwulan II 2023 sebesar 4,59% (yoy), namun lebih tinggi dari tingkat inflasi Nasional sebesar 3,08% (yoy).

Doddy Zulverdi, Kepala KPw BI Provinsi Jawa Timur dalam Bincang Bincang Media di kantor Bank Indonesia Surabaya, Selasa (9/8/2023) mengatakan, tingkat inflasi tahunan tertinggi adalah Kota Surabaya dan terendah adalah Kota Madiun. Inflasi tahunan di Kota Surabaya didorong oleh komoditas bensin karena didorong adanya penyesuaian harga BBM pada September 2022, sementara inflasi tahunan terendah di Kota Madiun seiring penurunan harga pada cabai rawit.

Dikatakannya, tekanan inflasi Jatim yang terus melandai tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi Jawa Timur melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID. Pada bulan Juli 2023, melandainya tingkat inflasi terutama ditopang oleh penurunan harga komoditas hortikultura, khususnya cabai rawit, bawang merah, dan tomat seiring terjaganya pasokan dan masa panen hortikultura, terjaganya stok beras yang ditopang oleh intensifikasi penyalurah SPHP beras dan terciptanya ekuilibrium harga baru.

Tingkat inflasi tahunan mayoritas kelompok barang tercatat melandai dibandingkan capaian pada tahun 2022 dan triwulan II 2023. Di sisi lain, masih tingginya tingkat inflasi Jatim pada Juli 2023 terutama disebabkan oleh kenaikan harga daging dan telur ayam ras sejalan dengan kenaikan harga pakan (jagung, gandum, dan soybean meal) sejak Desember 2022.

Selain itu, berkurangnya pasokan akibat rendahnya harga daging dan telur ayam selama akhir tahun 2022 hingga Lebaran 2023, sehingga peternak mengurangi ternak. Lebih lanjut, tingkat inflasi pada Juli 2023 turut dipengaruhi kenaikan biaya Pendidikan, permintaan tiket pesawat yang masih tinggi, serta terbatasanya pasokan bawang putih diiringi belum optimalnya impor bawang putih.

Lebih lanjut ia mengatakan, melandainya 17 tekanan Inflasi Jatim sejalan dengan implementasi tiga strategi GNPIP Jawa Timur yang masif, didukung sinergi TPIP dan TPID. “Tekanan inflasi Jawa Timur yang terus melandai tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi Jawa Timur melalui implementasi GNPIP yang masif, didukung dengan sinergi TPIP dan TPID,” teranganya. (jal/hjr)

#bankindonesia