Minggu, 12 Mei 2024

Lamongan Ajak Kades dan Camat Ikut Tekan Angka Stunting

Diunggah pada : 5 Februari 2024 23:21:21 118
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Sosialisasi Penurunan Stunting BKKBN dan Mitra DPR RI, Muchamad Nabil Haroen, di Gedung KORPRI Kabupaten Lamongan, Senin (5/2/2024). Foto: dok.pemkablamongan

Jatim Newsroom - Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berupaya menekan angka stunting. Upaya percepatan penurunan angka stunting tersebut dilakukan, antara lain dengan mengajak para kepala desa dan camat se-Kabupaten Lamongan untuk menerima pembekalan budgeting dan advokasi dari anggota Komisi IX DPR RI, Muchamad Nabil Haroen. Hal tersebut tergambar melalui Sosialisasi Penurunan Stunting BKKBN dan Mitra DPR RI, Muchamad Nabil Haroen, di Gedung KORPRI Kabupaten Lamongan, Senin (5/2/2024).

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, pada kesempatan ini menyampaikan, hal ini penting mengingat untuk mempersiapkan generasi-generasi terbaik menuju Indonesia emas 2045 mendatang. Tak hanya itu, di hadapan anggota Komisi IX DPR RI, Bupati Lamongan mengenalkan program 1-10-100 (1 paket untuk 10 anak selama 100 hari) sebagai makanan tambahan untuk anak-anak penderita stunting.

“Selain kita melakukan edukasi dan sosialisasi, langkah nyata kita ada pemberian makanan tambahan dari donatur, perusahaan, dan lainnya melalui gerakan 1-10-100. Ada 2500-an lebih yang telah kita lakukan penambahan makanan dari program ini,” tutur Pak Yes, sapaannya.

Untuk mendukung program tersebut, kata Pak Yes, penguatan infrastruktur posyandu, pustu (puskesmas pembantu), puskesmas, maupun rumah sakit terus dioptimalisasi bersama sumber daya manusia (sdm) yang memadahi. 

“Kualitas sumber daya manusia Lamongan akan terus meningkat. Alhamdulillah sampai sata ini kualitas sdm yg bisa dibaca melalui IPM (indeks pembangunan manusia) setiap tahun mengalami kenaikan. Di Lamongan tahun 2023 besarnya 74,5, menunjukan kita berada di rata-rata atas Provinsi Jatim,” imbuh Pak Yes.

Mendengar hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen menyampaikan rasa senang melihat komitmen Pemkab Lamongan menekan angka stunting, sehingga selaku legislatif untuk menyerap aspirasi masyarakat, Gus Nabil, mengatakan siap untuk mengawal optimalisasi budgeting kebutuhan stunting di Lamongan, serta menyediakan advokasi. 

“Salah satu bentuk kesungguhan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam menekan angka stunting, oleh karenanya saya dengan sangat senang hati kemudian bagaimana bisa mengadvokasi kepentingan-kepentingan di Lamongan ini, dalam bentuk budgeting maupun legislasi. Sehingga bisa membuat Lamongan lebih cepat lagi angka stuntingnya turun, karena pemerintah tidak bisa sendiri legislatif tidak bisa sendiri, butuh peran serta dari masyarakat. Dan yang lebih penting lagi teman-teman kepala desa yakin dan mantap. Jangan sampai tertekan makanya tadi saya menawarkan advokasi dari teman-teman kepala desa apabila ada dugaan-dugaan yang membuat kita tidak nyaman,” ucap anggota komisi IX RI yang akrab disapa Gus Nabil.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, seluruh kades se-Kabupaten Lamongan serta Camat se-Kabupaten Lamongan menerima pembekalan sosialisais dan KIE Program Bangga Kencana yang disampaikan oleh dr. Palupi Setyorini BKKBN Jawa Timur. 

Menurut dr. palupi, stunting yang merupakan kurangnya gizi pada balita selama masa 1000 hari pertama kehidupan, dapat menyebabkan terlambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Hal ini dapat menjadikan anak cenderung sulit mencapai prestasi, serta rentan akan penyakit. Yang diakibatkan pola asuh orang tua dan lingkungan kumuh. 

 

“Sejak usia 0 sampai 24 bulan, orang tua wajib memberikan simulasi pada balita. Simulasi untuk pertumbuhan fisik, pertumbuhan motorik, perkembangan kolektif, dan perkembangan sosio-emosional. Orang tua juga harus mengajak balita ke Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak melalui kartu menuju sehat (KMS) dan mengikuti kegiatan bina keluarga balita (BKB) untuk memantau perkembangan anak meliputi KAK. Dan jangan lupa untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal,” pungkasnya.(red)

#Kabupaten Lamongan