Jumat, 10 Mei 2024

Hadapi Tantangan Global, Pemprov Jatim Minta Perawat Miliki Sertifikasi Keahlian

Diunggah pada : 9 November 2023 18:20:31 54
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Prov Jatim, Benny Sampirwanto mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat Kongres Nasional (KONAS) II Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI) di Hotel Movenpick, Surabaya, Kamis (9/11/2023). Foto Hadjir JNR

Jatim Newsroom- Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) minta perawat memiliki sertifikat keahlian, sehingga mampu bersaing menghadapi tatangan global dan menguasai berbagai teknologi.

“Saat ini sepintar dan seahli apapun kalau kita tidak memiliki sertifikat sebagai tanda pengakuan keahlian, maka tetap kita tidak diakui dan kalah dengan para tenaga asing yang siap masuk ke Indonesia diera persaingan global,” ungkap Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Prov Jatim, Benny Sampirwanto mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat Kongres Nasional (KONAS) II Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI) di Hotel Movenpick, Surabaya, Kamis (9/11/2023).

Menurutnya, tantangan ke depan bagi perawat semakin berat, membuat asosiasi, pengajar harus menyiapkan . Karena perawat harus siap dengan perkembangan teknologi, seperti IoT dan artificial intelligence. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu perlu didukung SDM yang cukup dan berkompeten perguruan tinggi kesehatan yang unggul inovatif terhadap perkembangan teknologi.

Dijelaskannya, kompetensi yang perlu dimiliki perawat adalah soft skill dan attitude. Menurutnya, dua hal tersebut yang dibutuhkan untuk mewujudkan perawat yang profesional dan berdaya saing global. “Jadi, kita ini konteksnya sudah bicara tentang global. Kalau tenaga asing bisa masuk di tempat kita, kita juga harus bisa masuk ke luar negeri. Ini yang perlu kita siapkan kompetensinya,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua AIPViKI Regional VI Jatim, Yitno menjelaskan, banyak perawat asal Jatim yang berkarir di luar negeri, seperti Jepang dan Timur Tengah. Hanya saja, saat ini Jatim belum bisa memenuhi kebutuhan perawat luar negeri tersebut. Kata dia, saat ini di Jatim ada sekitar 413 instansi pendidikan tinggi keperawatan. Tapi, jumlah itu juga masih belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada.

“Sudah banyak lulusan Indonesia yang kerja di luar negeri tapi tetap saja kurang. Jumlah lulusan pendidikan vokasi perawat ada 413 instansi. Kalau misalnya rata-rata satu tahun meluluskan 50 saja itu masih kurang,” imbuhnya.

Sebagai informasi, AIPViKI menggelar Kongres Nasional (KONAS) II di Hotel Movenpick, Surabaya pada 9-11 November 2023. Kegiatan 4 tahunan ini dihadiri lebih dari 50 persen perwakilan institusi pendidikan keperawatan vokasi dari seluruh provinsi di Indonesia. (hjr)

 

#pemprov jatim #Hari Perawat Internasional