Jumat, 20 September 2024

Peduli Literasi Anak

DWP Inspektorat Jatim Gelar Lokakarya Metode Membaca Foniks 'Pintar'

Diunggah pada : 25 Agustus 2024 15:54:30 54

Jatim Newsroom - Sebagai wujud kepedulian terhadap kemampuan literasi pada anak, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat Jatim, bekerja sama dengan Perkumpulan Penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini Provinsi Jawa Timur (PP PAUD Jatim) dan lembaga konsultasi khusus pendidikan Athalia's Blessing Special Education, mengadakan kegiatan lokakarya atau workshop bertajuk 'Solusi Mudah Membaca dengan Metode Foniks Pintar', di Kantor Inspektorat Jatim, Sidoarjo, 24-25 Agustus 2024. 

 

Kegiatan yang utamanya menyasar para guru, orang tua, dan terapis ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kemampuan membaca bagi anak-anak sejak dini khususnya pada penderita disleksia. Sebagai pemateri, penyelenggara menghadirkan seorang Pakar Ilmu Kognitif dari Malaysia bernama Prof. Ong Puay Hoon. 

 

Ketua DWP Inspektorat Jatim, Iis Hendro Gunawan menyampaikan, kegiatan ini sebagai wujud konsentrasi stakeholder atau pemangku kepentingan dalam program tumbuh kembang anak yang dimulai dari dalam kandungan. Dijelaskannya, apalagi khusus untuk penderita disleksia yang menurut penelitian sifatnya genetis.

 

"Gangguan disleksia pada anak-anak ini mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk bisa bersosialisasi dengan baik. Tanda-tandanya yang lebih sederhana adalah ketika mereka terganggu dengan problem baca tulis. Makanya kita mengundang Prof. Ong dari Malaysia, kita mau menuntaskan anak-anak yang terganggu kemampuan membaca dan tulisnya supaya mereka bisa. Harapannya ketika mereka bisa baca tulis, mereka bisa melanjutkan proses pembelajaran dengan mengembangkan potensinya masing-masing," jelas Iis, Minggu (25/8/2024).

 

Iis mengungkapkan, sebenarnya Prof. Ong juga telah diundang mengisi seminar semacam ini pada lima tahun lalu. Karena Ia merasa, masih banyak sekali tenaga-tenaga pendidik baru yang harus tahu dan bisa menularkan ilmunya maka Prof. Ong diundang kembali dengan kegiatan yang sama, supaya turut mengajarkan metode foniks pintar kepada anak-anak dengan gangguan baca tulis. 

 

"Target utama peserta kami untuk kegiatan ini adalah para guru, orang tua, dan terapis. Melaui workshop ini, diharapkan mereka yang punya gangguan membaca dan tidak bisa distimulasi, maka ya harus diintervensi," ungkapnya. 

 

Tindak lanjut dari kegiatan ini, Iis menerangkan, semakin banyak para orang tua, guru maupun terapis yang bisa mengerti dan paham bagaiman mengajari anak-anak yang kesulitan belajar membaca dan menulis.

 

"Jadi yang semula mengajari anak-anak, tidak bisa-bisa, dengan metode foniks pintar yang diajarkan Prof. Ong, mereka jadi tahu cara mengajari anak-anak membaca sehingga anak-anak itu lebih mudah mengembangkan potensinya," terang Iis.

 

Iis menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari wujud DWP Jatim dalam mendukung program strategi nasional untuk menuntaskan masalah stunting. "Kegiatan ini memang untuk mendukung program penuntasan stunting, karena stunting itu bukan hanya malnutrisi, tapi juga maladaptasi. Jadi stunting itu kompleks, bisa kita simulasi, intervens, ataupun diterapi, bagi anak yang memang membutuhkan perhatian khusus dalam tumbuh kembangnya," tuturnya. 

 

Sementara itu, sebagai penyelenggara kegiatan yang turut hadir Owner atau pemilik lembaga konsultasi khusus pendidikan Athalia's Blessing Special Education, Agil Torresia Nirwanasari menyampaikan, hasil atau ilmu dari kegiatan ini selain efektif untuk anak-anak dengan gangguan disleksia juga bisa diterapkan kepada anak-anak normal lainnya. Artinya metode membaca dengan Foniks Pintar bisa diterapkan kepada semua anak. 

 

"Nah, ketika untuk anak disleksia saja metode ini cocok, apalagi untuk yang lain, gitu kan. Jadi, harapannya dengan adanya metode ini, semua anak-anak di Indonesia lebih gemar lagi membaca, semakin banyak lagi warisan-warisan betul-betul legasi-legasi ilmuwan yang ditulis, itu bisa dibaca. Mereka (anak-anak) yang merupakan generasi muda bisa membaca, menulis, memahami, dan mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari," jelas Agil.

 

Menurut Agil, literasi itu bukan hanya membaca, menulis, memahami, mengaplikasikan untuk menjadi orang sempurna, namun kemampuan literasi ini adalah hak asasi semua anak. Sehingga perlu untuk dimudahkan atau menggunakan metode dalam proses belajar mereka terhadap kemampuan literasi.

 

"Setiap anak bayi yang dilahirkan, sudah ada hak untuk hidup, hak untuk nutrisi yang baik, hak untuk kasih sayang, dan hak untuk literasi, karena literasi ini kunci uuntuk menjadi insan sempurna. Maka, harapan saya supaya semua kperluan haknya dapat dipenuhi," pungkasnya. (vin/hjr)

#pemprov jatim #anak #Inspektorat Jatim #DWP Inspektorat Jatim #disleksia #Athalia's Blessing #diseleksia