Kamis, 9 Mei 2024

Di Munas IV IPeKB Indonesia, 190 Penyuluh KB Tingkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Personal

Diunggah pada : 6 Juni 2023 8:57:13 290
Musyawarah Nasional IV Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia diselenggarakan di Surabaya, Senin (5/6/2023) malam. Foto: dok. BKKBN Jatim

Jatim Newsroom - Musyawarah Nasional IV Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia diselenggarakan di Surabaya, Senin (5/6/2023) malam. Kegiatan ini diikuti sebanyak 190 penyuluh KB dan mereka akan mengikuti kegiatan Workshop Komunikasi Antar Personal dari berbagai lembaga terkait.

Ketua DPP IPeKB Pusat, Triyana, menjelaskan, untuk meningkatkan kualitas SDM IPeKB, Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan yang didukung oleh World Bank dan bekerjasama dengan Yayasan DEMI KITA dan Education Group SUN English mengadakan pertemuan guna melatih dan menambah wawasan Penyuluh Keluarga Berencana. Hal ini sebagai langkah dalam Program Percepatan Penurunan Stunting. 

“Tujuan dengan dilaksanakannya kegiatan Workshop Komunikasi Antar Personal adalah Menyelenggarakan Musyawarah Nasional nasional organisasi profesi IPeKB Indonesia yang ke IV dan disamping itu juga meningkatkan kemampuan dan wawasan para peserta,” kata Triyana.

Triyana mengatakan, dengan kegiatan ini diharapkan kemampuan peserta meningkat dalam merancang kegiatan belajar dan menguasai penggunaan apliaksi canva, mengidentifikasi pengalaman hidup yang dapat diterapkan ketika berkeluarga.

Selain itu juga mampu mendefinisikan komunikasi yang efektif dan mempraktikkan teknik pesan diri/ I-Message antar pasangan, orangtua dan anak, IPeKB akan bisa memahami keterampilan-keterampilan penting dalam berumah tangga dan mengidentifikasi mitos serta miskonsepsi berumah tangga.

Pada kegiatan ini juga diharapkan tenaga penyuluh KB memahami makna perencanaan keluarga dan menyadari pentingnya keterampilan berencana, dan memahami prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan dan melakukan pengelolaan keuangan keluarga yang lebih baik serta memiliki pengetahuan dalam berbahasa Inggris.

"Mereka juga diharapkan bisa menguasai teknik komunikasi, presentasi, sosialisasi dan korespondensi dalam rangka menggalang dukungan dan kerjasama percepatan penurunan stunting dengan mitra strategis internasional," jelas Triyana.

Kegiatan workshop komunikasi antar personal ini akan dilaksanakan selama 4 hari ke depan hingga 9 Juni 2023 dengan peserta sebanyak 190 yang terdiri dari beberapa unsur dan unit komponen yang berasal dari penyuluh KB dari 34 provinsi.

Adapun penyuluh KB Ahli Utama yang ikut pelatihan sebanyak 4 orang, Penyuluh KB bertalenta dan berkinerja baik sebanyak 35 orang dan Penyuluh KB yang tergabung dalam IPeKB Indonesia sebanyak 120 orang. Paguyuban Juang Kencana sebanyak 2 orang dan peserta BKKBN Pusat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kependudukan Provinsi Jatim, Restu Novi Widiani, menjelaskan, penurunan stunting di Jatim terbesar pada 2022-2023 menjadi 19, 2 persen. Dengan Kota Surabaya yang memiliki penurunan stunting tertinggi.

“Program stunting menjadi program prioritas Gubernur Jatim. Selain stunting, masalah pernikahan anak juga menjadi PR bagi Jatim, ” ungkapnya.

Novi menambahkan dari pengamatan yang dilakukan, anak-anak yang telah melakukan pernikahan anak sangat jarang yang kembali ke bangku sekolah sehingga ini akan sangat menganggu IPM Jatim. Selain itu, dari 38 kab/kota ada lima kabupaten yang semuanya tinggi seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting dan Dispensasi Nikah yaitu Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo,  Jember, Bondowoso dan Lumajang.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengungkapkan adanya Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) adalah bagian dari memetakan potensi yang ada. Lagi-lagi kata kolaborasi atau kerja bersama dalam mewujudkan tujuan yang sama menjadi titik penting.  “Saya imbau IPeKB Indonesia dapat turut berperan serta dalam Program BAAS karena menurut saya, IPeKB Indonesia adalah organisasi profesi yang memiliki pengurus dan anggota yang luar biasa. Jumlah Penyuluh KB yang tersebar dari Aceh sampai Papua merupakan aset dari organisasi,” kata Hasto.

Hasto menambahkan IPeKB juga punya kewajiban untuk terus mengagungkan delapan fungsi keluarga. Saat ini, Jepang sudah mulai tidak mengagungkan teknologi. Penduduk Jepang sudah mulai kembali menghidupkan keluarga.

“Masyarakat Jepang sudah mulai merasa hampa di tengah kemajuan teknologi. Mereka ingin kembali merasakan kehangatan keluarga. Sedangkan kita memiliki delapan fungsi keluarga. Jika ke delapan fungsi ini dilakukan maka keluarga yang harmonis akan bisa terwujud, “paparnya.(her/s)

#bkkbn #stunting #Jatim Bebas Stunting