Jumat, 26 April 2024

BKKBN Serius Dorong Penurunan Angka Stunting dan Diska di Jember

Diunggah pada : 2 Februari 2023 15:45:59 120
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, dan Bupati Jember, Hendy Siswanto, saat Peresmian Ruang Anturium di RSUD. Subandi Jember. Dok. Humas BKKBN Jatim

Jatim Newsroom - Tingginya angka stunting dan dispensasi nikah di Jember menjadi perhatian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI. Melalui kegiatan Kick Off Training of Fasilitator (TOF) Orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) Tingkat Provinsi Jawa Timur, angka stunting dan dispensasi nikah di Jawa Timur terutama di Jember diharapkan bisa menurun.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan sesuai dengan arahan Presiden, pemerintah saat ini fokus pada program penurunkan angka kemiskinan ekstrem, angka stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pada tahun 2024 semua angka tersebut harus turun. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yang baik melalui kontrasepsi yang baik. 

"Kami punya program namanya PKBRS atau Program Pelayanan Keluarga Berencana Di Rumah Sakit. Kami berterimakasih karena RSUD. Subandi Jember sudah memiliki itu dan hari ini sedang dilakukan pemasangan KB implan sebanyak 75 akseptor dan 25 akseptor KB IUD, " kata Hasto melalui pers rilis BKKBN Jatim yang diterima redaksi Diskominfo Jatim, Kamis (2/2/2023).

Hasto menjelaskan jumlah penduduk Jember sebanyak 2.6 juta jiwa dan dalam satu tahun yang melahirkan hampir 40 ribu persalinan. Dari 40 ribu ibu hamil ini belum bisa mengakses layanan KB. Untuk itu BKKBN sedang gencar program setiap ibu melahirkan langsung pasang KB. Sedang untuk menurunkan angka stunting dilakukan dengan pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan memantau dan mendampingi setiap keluarga stunting, keluarga beresiko stunting, calon pengantin dan keluarga baduta. 

Khusus untuk program TPK ini, sambung Hasto, di Tahun 2023 BKKBN memiliki program Kick Off TOF TPK sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan TPK dalam menjalankan tugas mereka. Sebagai Kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Jatim, maka pelaksanaan Kick off TOF TPK pertama di Jatim digelar di Jember.

Kepada awak media, Hasto menjelaskan angka stunting dan angka dispensasi nikah di Jember masih tinggi. Agar Tim Pendamping Keluarga bisa melaksanakan tugasnya dengan baik maka TPK harus mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Di Jember ada 5600 TPK untuk keluarga stunting, keluarga beresiko stunting, calon pengantin dan sebagainya. 

"Mereka ini harus dilatih karena disini jumlah penduduknya juga cukup besar. Tim fasilitator yang sudah dilatih akan melatih para TPK ini. Jatim merupakan daerah pertama pelaksanaan Kick Off TOF TPK dan alhamdulillah gayung bersambut dengan program Bupati untuk menurunkan angka stunting dan angka dispensasi nikah, " jelas Hasto usai kegiatan Kick Off TOP TPK dan Pengangkatan Bupati Jember sebagai Bapak Asuh Stunting di Balai Diklat KKB Jember.

Hasto menjelaskan kendala yang paling besar adalah culture. Untuk merubah kebiasaan itu tidaklah mudah. Yang bisa dilakukan adalah mengubah mindset dan itu dilakukan secara bersama-sama. Misal, satu kampung akan diberikan pemaparan tentang menu sehat dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita namun memiliki kandungan nutrisi yang baik dan bisa untuk mencegah stunting. 

"Kami memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) yang akan memberikan informasi tentang menu-menu sehat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita, " jelasnya. 

Bupati Jember, Hendy Siswanto, menjelaskan tingginya angka stunting dan angka dispensasi nikah di Jember merupakan sebuah permasalahan yang menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten Jember di tahun 2023 ini. 

"Entah kebetulan atau apa, besok saya akan mengumpulkan 15 OPD untuk mengatur program guna mempercepat penurunan angka stunting di Jember. Target kami di tahun 2023 turun maksimal dan zero stunting di 2024," tegasnya. 

Hendy menambahkan tidak hanya stunting yang menjadi perhatian khusus, tingginya angka dispensasi nikah, tingginya AKI dan angka AKB serta tingginya angka kemiskinan ekstrem menjadi program prioritas di tahun 2023 ini. Seluruh perangkat daerah akan bergerak bersama untuk menurunkan semua angka tersebut. 

"Apalagi saya dinobatkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Jember maka saya akan "mengkloning diri saya agar lebih banyak Bapak Asuh Anak Stunting di Jember untuk peduli dan bersama-sama pemerintah untuk menurunkan angka stunting yang masih tinggi di Jember ini, " jelasnya. (red)

 

#bkkbn #stunting