Jumat, 10 Mei 2024

Riset : Sebanyak 83 Persen Remaja Tak Bisa Lepas Medsos

Diunggah pada : 3 Juni 2016 6:07:07 264

Jatim NewsroomMahasiswa Universitas Airlangga (Unair) melakukan riset pada remaja usia 13-25tahundi kawasan Kelurahan Mulyorejo Kota Surabaya mengenaiintensitas penggunaan Media Sosial (Medsos) selama 24 jam. Hasilnya, sebanyak 83 persen remaja mengalami ketergantungan dan tidak bisa lepas dari medsos.

Ketua Tim Riset, Siska Kusuma Ningsih, mengatakan riset yang dilakukannya mengkaji tentang psikologi perkembangan manusia karena merasa terpanggil untuk mencari tahu pengaruh fenomena penggunaan medsos dalam mempengaruhi proses berfikir dan bersosialisasi kaum muda. “Padahakikatnya medsos itu mampu mendekatkan yang jauh namun akhir-akhir ini juga menjauhkan yang dekat,” tuturnya, Kamis (2/6).

Dari beberapa hasil riset, lanjutnya, kesimpulan menarik lain adalah sebanyak 57 persen responden menyatakan sangat setuju dan pernah merasa tidak diperhatikan oleh teman terdekatnya karena asyik bermain medsos di gadgetnya. “Fenomena yang sering terjadi pada saat berkumpul, kebayakan hanya terfokus pada gadget-nya masing-masing tanpa memperhatikan apa yang terjadi dan hal yang sedang diperbincangkan orang-orang di sekelilingnya,” terang Siska.

Menurutnya fenomena yang sama banyak terjadi di lingkungan terdekat. Artinya, tanpa disadari sedikit demi sedikit medsos telah mampu menumbuhkan dampak negatif dan semakin berkembang sangat cepat akhir-akhir ini.

Ia menjelaskan bagi mereka yang tidak bisa lepas dari medsos, komunikasi secara langsung tak lagi memiliki esensi yang bermakna. Mereka beranggapan bahwa mengekspresikan sesuatu yang sedang dirasakannya saat ini melalui sosmed akan jauh lebih nyaman dan menyenangkan jika dibandingkan harus menyatakan secara verbal kepada orang-orang di sekitarnya.

Dalam konteks ini, Siska tidak menyalahkan penggunaan medsos. Namun yang menjadi perhatian adalah mendorong orang-orang untuk mampu menggunakan sosmed secara bijak, terutama dapat berkomunikasi sesuai kebutuhan di sosmed. Dirinya menegaskan bahwa komunikasi secara langsung dalam lingkup sosial akan jauh memberikan keterkaitan hubungan yang harmonis.

Melalui riset ini, Siska berharap terjadi keseimbangan sosial dari penggunaan sosmed. Selain itu, lebih memahami arti interaksi sosial yang dapat mengembangkan kualitas kehidupan, baik untuk dirinya maupun untuk lingkungan. Dia juga mendorong masyarakat agar dapat menilai pola penggunaan sosmed yang sedang berkembang, sehingga dapat membentuk pola-pola pemikiran yang kreatif dan berpendidikan dalam mengatasi problematika.

Selain Siska Kusuma Ningsih sebagai ketua tim, ada pula sebagai anggota, Dinda Salmahella, Evi Nur Laili Rahma Kusuma, Fenny Eka Juniarty, dan Fitria Kusnawati. Hasil riset mereka jadikan proposal Program Kreativitas MahasiswaPenelitian Sosial Humaniora (PKMP Soshum) berjudul “Pengenyampingan Interaksi Sosial secara Langsung oleh Masyarakat sebagai Dampak Munculnya Jejaring Sosial (Medsos)”. Bahkan riset ini lolos dan meraih dana hibah dari Dirjen Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) tahun 2016. (luk)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait