Jumat, 17 Mei 2024

Refleksi Tahun 2021, Lima Program Unggulan Dinsos Jatim Tercapai

Diunggah pada : 4 Januari 2022 16:30:21 152

Jatim Newsroom - Banyak hal yang telah dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim selama tahun 2021. Di awal tahun 2021 silam, Dinsos Jatim mencanangkan lima program unggulan, yakni, Jatim Bebas Pasung, Jatim Social Care (JSC), Jatim Peduli Anak dan Perempuan, Jatim Home Care, serta Jatim Peduli Lansia dan Disabilitas. Setahun berlalu, program-program unggulan tersebut berhasil tercapai.

Untuk program Jatim Bebas Pasung, pada tahun 2021 Dinsos berhasil membebaskan 40 penderita Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) korban pasung di tiga kabupaten. Yakni, 15 korban pasung di Trenggalek, 11 korban pasung di Magetan, dan 14 korban pasung di Nganjuk. Trenggalek sebanyak 15 orang, lalu Magetan 11 orang, dan Nganjuk 14 orang.

Dalam membebaskan korban pasung tersebut, Dinsos bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya dan dengan pemerintah kabupaten setempat. Usai dibebaskan dari pemasungan, para korban pasung mendapat perawatan medis di RSJ Menur Surabaya. Setelah dinyatakan sembuh secara medis, mereka menjalani rehabilitasi sosial di Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Dinsos Jatim.

Kepala Dinsos Provinsi Jatim, Dr Alwi MHum, Selasa (4/1/2022) mengatakan, program Jatim Bebas Pasung ini mendukung program Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menargetkan Jatim Bebas Pasung pada 2023. Alwi menjelaskan, pada awalnya Dinsos Jatim menargetkan bisa membebaskan 100 orang korban pasung setiap tahun, namun sejak pandemi Covid-19, target tersebut belum dapat terealisasi.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan program ini belum terealisasi secara optimal, salah satunya, kesiapan keluarga dan masyarakat,” katanya.

 Kendati demikian, program ini tetap mendapat atensi yang bagus dari Gubernur Khofifah karena jumlah korban pasung yang dibebaskan pada 2021 lebih banyak daripada tahun sebelumnya.

“Pada tahun 2022, kami kembali menargetkan pembebasan 100 korban pasung. Tiga kabupaten telah menyatakan kesiapannya, yakni Nganjuk, Bangkalan, dan Jember,” terangnya.

Program selanjutnya, yakni JSC dinilai Alwi sangat efektif dalam menjangkau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Dia mengatakan, masalah kesejahteraan sosial memang tidak bisa diprediksi waktu maupun lokasinya, namun keberadaan JSC yang di dalamnya mencakup UPT Dinsos Jatim dan pilar sosial sangat cepat dan tanggap dalam merespons kasus yang muncul.

“Saya berterima kasih atas sinergi yang telah dilakukan pada tahun 2021. Rencananya di awal tahun 2022 akan ada rapat koordinasi (rakor) yang melibatkan kabupaten/kota. Melalui rakor ini, kami mencari formula yang lebih tepat agar JSC lebih optimal dan lebih dikenal luas,” tambahnya.

Untuk program ketiga, yakni Jatim Peduli Anak dan Perempuan, Dinsos Jatim telah membangun shelter yang diperuntukkan bagi anak dan perempuan korban kekerasan. Alwi menegaskan, saat ini shelter tersebut telah menjalankan fungsinya dengan baik.

Dia mencontohkan, shelter UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Batu telah dipergunakan untuk menampung NA (13), anak panti asuhan di Malang yang menjadi korban kekerasan seksual dan bullying. Ada pula shelter UPT Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra (PRSMP) Surabaya yang menampung Elok Anggraini, asisten rumah tangga yang mendapat kekerasan dari majikannya.

Sementara untuk program Jatim Home Care, selama ini UPT Dinsos Jatim telah memiliki inovasi untuk memberikan layanan home c are kepada PPKS di luar panti. Di antaranya, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) dengan program Jasa Layanan Tunanetra (Janeta) yang telah meraih penghargaan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jatim tahun 2021 dan UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Magetan dengan inovasi Ambulans Menyapa Lansia Menuju Sejahtera Berbasis Masyarakat (Amalia Juara Mas).

Selain itu, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras (RSBL) Pasuruan juga memiliki program home care yang dikemas dalam Kegiatan Outreach Management dan Assessment Bina Laras Pasuruan (Kacamata BL), dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Lara Kronis (RSBLK) Tuban yang memberikan layanan home care kepada penderita kusta di luar panti.

Sedangkan program unggulan terakhir, yakni, Jatim Peduli Lansia dan Disabilitas, Dinsos Jatim memiliki program PKH Plus dan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD). Alwi mengatakan, realisasi kedua program tersebut telah mencapai 90 persen.

 Sebelumnya Alwi juga menyampaikan, PKH Plus merupakan program Gubernur Jatim yang diperuntukkan bagi lansia. Pada 2021, program tersebut diperluas hingga 15 kabupaten dengan sasarannya tetap sejumlah 50 ribu keluarga penerima manfaat (KPM).

Sedangkan ASPD merupakan bantuan yang diberikan kepada penyandang disabilitas dengan memprioritaskan penyandang disabilitas berat. Pada 2021, Dinsos Jatim menargetkan 4000 penerima ASPD dengan dana yang berasal dari APBD murni dan PAPBD. Target penerima yang sama juga dicanangkan untuk tahun 2022.

“Setiap bulan penerima ASPD mendapatkan Rp 300 ribu. Untuk penerima ASPD dari APBD murni menerima bantuan selama 12 bulan sejumlah Rp 3,6 juta, sementara penerima ASPD dari PAPBD menerima bantuan selama tiga bulan dengan total Rp 900 ribu,” pungkas Alwi.(her/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait