Jumat, 20 September 2024

Upaya Tingkat Prevelensi Turun, Pemkot Pasuruan Gelar Rembuk Stunting 2024

Diunggah pada : 16 Mei 2024 21:03:06 78
Foto : Pemkot Pasuruan

Jatim Newsroom – Melalui kegiatan Rembuk Stunting Tahun 2024 yang diselenggarakan di Gedung Gradhika Bhakti Praja pada Kamis, (16/5/2024), Pemerintah Kota Pasuruan berupaya dalam menurunkan tingkat prevalensi stunting di Kota Pasuruan.

Wakil Walikota Pasuruan, Adi Wibowo atau Mas Adi, menyampaikan angka prevalensi stunting Kota Pasuruan berdasarkan survei Status Gizi Indonesia (SGI) tahun 2023 sebesar 11,7%. Angka prevalensi tersebut sudah lebih rendah dari target nasional yakni sebesar 14% pada tahun 2024. 

Namun demikian, Mas Adi menyebutkan kasus stunting yang tersisa perlu mendapatkan perhatian lebih untuk terus dilakukan langkah percepatan penurunan angka stunting hingga nol kasus. Berkaca pada tahun 2023, perlu dilakukan langkah konvergen dalam percepatan penurunan kasus stunting dengan upaya lebih massif yang melibatkan seluruh unsur sehingga penanganan stunting bisa maksimal.

Mas Adi juga menyampaikan, salah satu indikator dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dalam Rencana Aksi Percepatan Penurunan Stunting yaitu dengan pendekatan intervensi spesifik yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi. Tahun ini Pemkot Pasuruan juga akan melakukan Grebek Stunting. Ini menjadi langkah percepatan penurunan angka stunting yang dilakukan dengan memberikan kecukupan gizi mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga balita yang didukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Mas Adi mengatakan perlu komitmen dan kerja nyata secara terus menerus untuk mencapai target penurunan stunting. Integrasi program antar berbagai elemen juga menjadi kunci keberhasilan pencegahan serta penurunan angka stunting. 

Mas Adi menggarisbawahi faktor penting yang wajib diperhatikan agar percepatan penurunan stunting tepat sasaran adalah kualitas data. Wawali meminta agar perbaikan data stunting dilakukan dengan memperhatikan validitas dan akurasi data yang menjadi rujukan dalam perencanaan evaluasi serta monitoring dan intervensi kegiatan stunting.

“Untuk itu kepada petugas pendata seperti kader posyandu, kader KB, bidan kelurahan dan petugas gizi yang ada  bersama perangkat daerah agar bersama-sama melakukan penelurusan dan pendataan dengan baik agar tepat sasaran,” ujar Mas Adi 

Melalui Rembuk Stunting ini diharapkan Pemkot Pasuruan dapat terus menekan angka stunting hingga tidak ada lagi kasus stunting baru atau zero stunting sehingga, dapat mencapai target nasional Indonesia Emas 2045. (yan/s)

 

#Kota Pasuruan