Jumat, 20 September 2024

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim

Universitas Brawijaya Gelar FGD Tentang Teknik Keadilan Restoratif

Diunggah pada : 4 Juni 2024 14:05:46 27
Dekan Fakultas Hukum, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., sampaikan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim.

Jatim Newsroom- Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) bekerjasama dengan Australian Catholic University (ACU) dan Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) mengadakan acara Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion (FGD) bertema “Eksplorasi Penggunaan Teknik Keadilan Restoratif untuk Membangun Ketahanan dan Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Indonesia.”

Acara FGD yang dilaksanakan di Ruang Sidang 1, Gedung A lantai 6 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, serta perwakilan masyarakat. Kegiatan dibuka oleh Dekan Fakultas Hukum, Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., yang menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim.

“Kita menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim, yang tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, keadilan restoratif menawarkan kerangka kerja yang inklusif untuk mengatasi dampak tersebut. Dengan melibatkan semua pihak, kita dapat menemukan solusi yang berkelanjutan dan adil,” ujar Dr. Aan dalam keterangan tertulis, Selasa (4/6/2024).

Dia menambahkan melalui diskusi ini, diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana teknik keadilan restoratif dapat diterapkan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.“Penting bagi kita untuk memastikan bahwa suara kelompok rentan, seperti perempuan, orang dengan disabilitas, dan masyarakat adat, turut terwakili dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak pada lingkungan mereka,” tambahnya.

FGD ini bertujuan sebagai wahana diskusi dan pertukaran pikiran antara berbagai unsur, termasuk akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Fokus utamanya adalah menemukan solusi terbaik dalam membangun ketahanan dan mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia.

Partisipan dalam FGD ini meliputi perwakilan dari Bappeda Kabupaten Malang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang, Dinas Sosial Kabupaten Malang, Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Kepala Desa di Desa Ngadas, serta berbagai organisasi masyarakat seperti ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) dan akademisi dari Australian Catholic University.

Diskusi ini diharapkan dapat menggali pengalaman dari berbagai latar belakang dan keahlian multidisiplin untuk memperdalam pemahaman tentang dampak buruk perubahan iklim dan penggunaan teknik keadilan restoratif. Dr. Aan juga menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

“Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat sangat krusial. Kita perlu bekerja bersama-sama, menggabungkan pengetahuan dan sumber daya kita untuk mencapai hasil yang maksimal. Teknik keadilan restoratif dapat menjadi jembatan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan memberikan ruang bagi semua suara untuk didengar dan dihargai,” tegasnya.

FGD ini merupakan langkah awal yang penting untuk membangun ketahanan dan mengatasi dampak perubahan iklim melalui pendekatan keadilan restoratif, dengan harapan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan di Indonesia.

“Kami berharap hasil dari diskusi ini dapat menjadi rekomendasi yang kuat untuk kebijakan di masa depan, yang tidak hanya responsif terhadap tantangan perubahan iklim, tetapi juga inklusif dan berkeadilan,” tutup Dr. Aan. (jal/hjr)

#universitas brawijaya

Berita Terkait

Pengelolaan Limbah Peternakan
UB Dampingi Pendirian Bank Kotoran Sapi...
13 Agustus 2024
thumb
Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional 2024
Tim ATOM FILKOM UB Matangkan Strategi Je...
1 Juli 2024
thumb