Jumat, 20 September 2024

PVMBG Imbau Pengunjung Kawah Gunung Kelud Tetap Menjaga Jarak dari Radius 1 Kilometer

Diunggah pada : 9 Januari 2024 13:45:02 3294
Sumber gambar : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Jatim Newsroom – Meski tingkat aktivitas Gunung Kelud sampai 31 Desember 2023 terpantau Level I atau Normal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap mengimbau agar masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak berada maupun beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah Gunung Kelud. Imbauan tersebut berdasarkan hasil evaluasi PVMBG secara menyeluruh, baik secara visual maupun instrumental. 

Kepala Badan Geologi PVMBG, Hendra Gunawan, melalui suratnya terkait evaluasi tingkat aktivitas Gunung Kelud, menyampaikan, tingkat aktivitas Gunung Kelud akan dievaluasi secara berkala ataupun dilakukan segera jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan. 

“Berhubung banyak yang beraktivitas, melakukan penambangan material endapan yang berada di sekitar aliran sungai berhulu di puncak Gunung Kelud, untuk mengantisipasi terjadinya kerugian akibat peningkatan debit air hujan secara tiba-tiba, diimbau agar Pemerintah Daerah mengingatkan warganya untuk selalu waspada saat beraktifitas di sungai yang berhulu di sekitar puncak Gunung Kelud apabila puncak gunungnya dalam kondisi mendung serta hujan,” sebut Hendra yang dikutip Jatim Newsroom, Selasa (9/1/2024). 

Dijelaskan, saat ini aktivitas kegempaan didominasi gempa-gempa tektonik, sementara gempa-gempa vulkanik yang berasosiasi dengan aktivitas Gunung Kelud tidak terekam. Selain itu, didapat data bahwa suhu air kawah stabil, sementara PH air kawah masih berfluktuatif mengingat masih adanya gas-gas vulkanik yang bersifat asam naik ke permukaan bercampur dengan air kawah. 

“Perlu diwaspadai potensi terjadi erupsi freatik tanpa diketahui oleh gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi ini dapat menghasilkan hujan abu dan lontaran material pijar yang ancamannya terbatas di sekitar puncak,” jelas Hendra. 

Potensi bahaya lainnya adalah, terjadinya lahar yang berasal dari endapan abu atau material erupsi dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Kelud. 

Evaluasi Gunung Kelud 

Dalam suratnya, berdasarkan pengamatan secara visual, Hendra menerangkan, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 18-32 C, dengan kelembaban 61-93%. 

“Visual kawah, pada tanggal 23 Desember 2023 dilakukan pengamatan kondisi danau kawah secara langsung, visual terlihat jelas dengan cuaca cerah dengan suhu udara 27,3 derajat celcius. Air danau hijau kebiruan, suhu air danau pengukuran manual 33,0 derajat celcius dan pH air 3,73. Bualan air terlihat samar dari dekat pinggir danau kawah, tinggi muka air danau kawah mengalami penurunan dari bulan sebelumnya,” terang Hendra. 

Hendra menambahkan, hasil pengamatan instrumental, evaluasi aktivitas Gunung Kelud, kegempaan yang terekam selama periode 1 hingga 31 Desember 2023 terekam dua kali gempa vulkanik dalam, dua kali kali gempa tektonik lokal dan 127 kali gempa tektonik jauh. (vin/s) 

#PVMBG #Gunung Kelud