Jatim Newsroom - Penetapan Hari Guru Nasional tak lepas dari pembentukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam Kongres Guru Indonesia pertama di Surakarta, pada 24 – 25 November 1945. PGRI lahir sebagai wadah perjuangan kaum guru untuk turut serta menegakkan dan mempertahankan serta mengisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka.
Untuk memperingatinya, ratusan guru berkumpul di halaman SMAN 1 Ponorogo membentangkan bendera Merah Putih berukuran 100 x 8 meter untuk memperingati HUT PGRI ke-78. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang ikut hadir menyebut pengibaran bendera berukuran besar itu sebagai bentuk teatrikal rasa cinta tanah air. ‘’Sejarah berdirinya PGRI beriringan dengan perjuangan rakyat Indonesia meraih kemerdekaan,’’ kata Kang Bupati, sapaan Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya, perjuangan guru dalam menegakkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan NKRI tidak pernah berhenti. Mereka yang membentuk kualitas generasi muda dengan mengenalkan huruf serta angka kepada anak-anak. ‘’Mencintai tanah air yang tidak hanya berhenti pada ucapan tetapi juga dalam tindakan nyata mencerdaskan kehidupan bangsa,’’ jelas Kang Bupati.
Sementara itu, Ketua PGRI Cabang Khusus Ponorogo Dasar Daminto mengungkapkan bahwa pembentangan bendera berukuran besar itu bertujuan menggelorakan patriotisme dan nasionalisme. Bersamaan itu, menjaga semangat perjuangan guru dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas. ‘’Bentuk kecintaan kami kepada Indonesia,’’ ungkap Dasar Daminto sembari menjelaskan kegiatan itu melibatkan guru guru SMA, SMK, dan pendidikan khusus (PK) serta pendidikan layanan khusus (PLK) negeri maupun swasta. (why/s)
#jatim #kominfo jatim #kabupaten ponorogo #Hari Guru Nasional