Jumat, 20 September 2024

Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya Kembangkan Alat Pengukur Kadar Air Biji Kopi

Diunggah pada : 1 September 2022 10:26:50 68

Jatim Newsroom- Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan alat pengukur kadar air biji kopi untuk pembenihan. Berbeda dengan alat pengukur kadar air yang ada di pasaran, pengukur kadar air biji kopi pembenihan memiliki jangkauan pengukuran kadar air sekitar 20 sampai 30 persen dibandingkan yang beredar di pasaran sekitar 10 hingga 17 persen.

Lima mahasiswa tersebut antara lain Muhammad Rashannaufal Ghifari, Kevin Nataniel Dijaya, Gusti Ayu Made Devta, Muhammad Dhafa Aryaprayoga dan diketuai oleh Arshelya Diva Atria Putri. Kelima mahasiswa tersebut didampingi oleh Dr.Agr.Dimas Firmanda Al Riza, STP.,MP.

Arshelya Diva Atria Putri, Kamis (1/9/2022) mengatakan, alat pengukur kadar air biji kopi ini menggunakan konsep plat sejajar dengan model prediksi kadar air jaringan saraf tiruan. Dengan menggunakan model prediksi tersebut, hasil kadar air yang ditampilkan akan menjadi lebih akurat.

Cara kerja dari alat ini, ketika kopi green bean dimasukken ke dalam chamber dan alat dihidupkan. Generator sinyal mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu melalui plat sejajar. Sensor akan membaca sifat biolistrik dari kopi. Sifat biolistrik dibaca dengan dua parameter, yaitu kapasitansi dan induktansi. Mikroprosesor nantinya akan menerima sinyal yg dikondisikan. Mikroprosesor kemudian melakukan komputasi dari prediksi persen kadar air. Mikroprosesor kemudian membandingkan input dengan data model prediksi dan model kadar air akan didapatkann

Pengembangan alat pengukur kadar air pembenihan dilakukan untuk menjawab suatu permasalahan dalam bidang perkebunan kopi. Pada umunya, pengukuran kadar air bersifat penting dalam proses penyimpanan biji kopi. Hal ini berkaitan dengan Standard Nasional Indonesia kadar air penyimpanan kopi yang berada di bawah 12,5%. Namun, selain penyimpanan, proses pembenihan juga memerlukan pembacaan kadar air yang akurat. Proses pembenihan biji kopi memerlukan tingkat kadar air yang relatif tinggi, yaitu sekitar 21-27%.

Komoditas kopi dipilih karena memiliki potensi pengembangan yang tinggi di Indonesia. Dengan semakin majunya industri kopi di Indonesia, pengembangan alat pengukur kadar air pembenihan dinilai relevan untuk memastikan kualitas pembenihan untuk keperluan industri. Diva dan kawan-kawan berharap bahwa nantinya, alat hasil pengembangan ini dapat dikomersialisasi dan dimanfaatkan untuk memajukan industri kopi di Indonesia. (jal/hjr)

#universitas brawijaya

Berita Terkait

Pengelolaan Limbah Peternakan
UB Dampingi Pendirian Bank Kotoran Sapi...
13 Agustus 2024
thumb
Kontes Robot Indonesia (KRI) Tingkat Nasional 2024
Tim ATOM FILKOM UB Matangkan Strategi Je...
1 Juli 2024
thumb