Kamis, 2 Mei 2024

UNICEF Dukung Pemkot Surabaya Atasi DBD untuk Wujudkan Kota Layak Anak

Diunggah pada : 4 Desember 2023 13:39:27 24
Tangkapan layar gambar Health Specialist UNICEF, Armunanto (kanan) saat menjadi pembicara dalam dialog interaktif siaran RRI Surabaya, Senin (4/12/2023).

Jatim NewsroomUnited Nations Children's Fund (UNICEF) mendukung upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk mewujudkan kota layak anak internasional. Demikian disampaikan, Health Specialist UNICEF, Armunanto, saat menjadi pembicara dalam dialog interaktif program Surabaya Pagi Ini bertajuk ‘Melawan Demam Berdarah dengan Wolbachia’ pada siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya, Senin (4/12/2023). 

“Surabaya ini sudah mempunyai strategi dan pendekatan, salah satu yang menjadi kekhasan Kota Surabaya, adalah karena Surabaya ini sudah mempoklamirkan dirinya, menjadi kota layak anak internasional. UNICEF sangat mendukung upaya kota layak anak tersebut, yang artinya pemerintah daerah kota Surabaya sangat peduli kesehatan anak di wilayahnya,” tutur Armunanto. 

Dalam mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD), Armunanto mengatakan, pemerintah sudah melakukan antisipasi ledakan kasus demam berdarah saat musim penghujan, termasuk mengatasi demam berdarah di Kota Surabaya. 

“Masyarakat percaya pada kita, melalui Puskesmas dan Dinas Kesehatan sudah siap untuk mengatasi dan mengantisipasi demam berdarah. Upaya yang selama ini efektif, dan efisien kita lakukan, ampuh dengan 3M yaitu menguras, menutup dan memanfaatkan kembali barang-barang yang tidak terpakai agar tidak terjadi genangan air dan nyamuk tidak berkembang biak lebih banyak di Kota Surabaya. Itu yang selama ini kami kerjakan bersama dengan Dinkes Kota Surabaya untuk megatasi kasus demam berdarah,” jelas Armunanto. 

Armunanto menerangkan, apalagi di Kota Surabaya ini sudah punya Kader Surabaya Hebat, karena kader ini tidak hanya menangani masalah nyamuk, tetapi penyakit lain termasuk layanan kesehatan untuk anak, yang menjadi perhatian utama di Surabaya. 

“Sehingga kekhawatiran lonjakan masalah DBD, InsyaAllah tidak akan terjadi di Surabaya mengingat upaya pemerintah daerah serta kader-kader di masyarakat ini luar biasa. UNICEF dan Dinas Kesehatan mengupayakan kesehatan anak untuk maju menjadi kota layak anak internasional, yang akhirnya upaya mulia Pemkot Surabaya akan diwujudkan, salah stunya terkait DBD tidak akan terjadi,” terangnya. 

Menurut Armunanto, demam berdarah akan muncul masa puncaknya pada musim penghujan, karena nyamuk pada masa itu akan berkembang biak secara maksimal, akibat dari genangan air yang berada dimana-mana, sehingga populasi nyamuk akan bertambah. 

“Tapi juga perlu diingat, ada predator yang mengonsumsi nyamuk ini, seperti katak, kadal, maupun predator lain yang akan megurangi jumlah populasi nyamuk tersebut. Namun, di sisi lain predator tersebut saat ini juga diburu manusia, sehingga pada saat populasi nyamuk tinggi, predator yang mengonsumsi nyamuk itu berkurang dan timpangan antara jumlah populasi nyamuk dengan predator tadi terganggu,” tukasnya. 

Terkait dengan demam berdarah atau dengue ini, Armunanto berpesan, agar masyarakat di Surabaya tidak perlu cemas karena pemerintah Indonesia memakai prosedur yang sudah di tetapkan dalam menanggulangi masalah demam berdarah. “Untuk Surabaya kita tetap optimis, semoga semua masyarakat tetap komitmen dan konsisten melakukan 3M plus-nya,” pungkas Armunanto. 

Diketahui, selain Armunanto, turut hadir pembicara lain dalam dialog interaktif bertajuk ‘Melawan Demam Berdarah dengan Wolbachia’, yakni Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Surabaya, Rosita Dwi Yuliandri. Siaran RRI program Surabaya Pagi Ini bisa diakses dan dilihat maupun didengar melalui saluran Youtube RRI Surabaya. (vin/s) 

#pemkot surabaya #kota Surabaya #Unicef #RRI #RRI Surabaya