Jumat, 20 September 2024

UKWMS Upayakan Pemberdayaan Perempuan dalam STEM Lewat Lokakarya

Diunggah pada : 13 September 2024 17:17:21 43
Guru Besar FKIP UKWMS dalam lokakarya Women in STEM. Foto : Humas UKWMS

Jatim Newsroom - Sebagai upaya memberdayakan perempuan dalam bidang Science, Technology, Engineering, Math (STEM), Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berkolaborasi dengan Edinburgh Napier University (ENU) mengakan lokakarya Pemberdayaan Perempuan dalam STEM, selama dua hari 10 hingga 11 September 2024, di Auditorium UKWMS Kampus Kalijudan Surabaya. 

 

Lokakarya ini merupakan juga hasil kerja sama dengan Equate Scotland, yang menerima pendanaan dari British Council's Gender Equality Partnership, dan Kedai Reka Matching Fund. Dimotori oleh Prof. Nathalia Tjandra,dari ENU dan Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKWMS, Prof. Anita Lie.

 

Hari pertama, lokakarya diikuti puluhan Guru Bimbingan dan Konseling, Guru Penasihat Akademik, dan Guru Pendamping Karir. Materi yang disampaikan adalah Peran Guru MIPA, Penasihat Akademik, Konselor studi dalam Keberhasilan Peserta Didik. Para perempuan hebat dalam bidang STEM pun dihadirkan, yaitu Guru Besar Fakultas Teknik UKWMS Prof Anita Lie dan Prof Felycia Edy, Prof Nathalia Tjandra dari ENU, dan pendiri Nexus3Foundation Yuyun Ismawati.

 

Melalui pers rilisnya kepada Jatim Newsroom, Jumat (13/9/2024), Wakil Rektor III UKWMS Lanny Hartanti dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini menjadi salah satu dukungan, untuk ikut ambil bagian dalam upaya peran kaum wanita untuk pembangunan bangsa, khususnya di bidang STEM. "Walaupun tantangan di dunia STEM juga mengalami dinamikanya. Maka peran para guru yang harus mendukung siswa kita untuk berkembang di bidang STEM,” jelas Lanny.

 

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKWMS, Prof. Anita Lie mengatakan, melalui Widya Indonesia, kegiatan ini harapannya menjadi media untuk menjalin relasi dalam mendukung kaum muda, khususnya perempuan. “Widya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perempuan. Namun juga punya arti pendidikan. Tujuannya, bersama-sama dengan kami agar para siswa terus menekuni bidang ini. Apapun bidang ilmu panggilan kita, tekuni dengan baik untuk dunia yang lebih baik,” terang Prof. Anita.  

 

Prof. Nathalie dari Edinburgh Napier University (ENU) sebagai pembicara. Foto : Humas UKWMS

Sebagai pembicara di hari pertama, seorang aktivis lingkungan, Yuyun Ismawati, membawakan topik Tantangan dan Peluang di Bidang STEM. Menurut Yuyun, krisis planet saat ini ada tiga yakni, pencemaran bahan kimia, perubahan iklim, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Umumnya disebut sebagai Triple Planetarium Crisis. "Melihat hal ini, peluang di bidang STEM masih banyak, tetapi faktor pendukungnya memiliki peranan penting,” ungkap Yuyun. 

 

Faktor pendukung tersebut, lanjut Yuyun, yaitu keluarga, teman dan tetangga, sekolah, ekskul - dorong siswa ikut, kepercayaan diri, kompetisi, dan paling penting integritas. "Artinya, para siswa harus siap dari sekarang, memupuk rasa ingin tahu, jangan berhenti belajar, disiplin diri, hidup sehat mental dan fisik, asah empati, hingga peduli diri," sambungnya.

 

Selanjutnya, pada materi kedua, yakni Prof Nathalia, yang menyampaikan materi Bias Bawah Sadar. Dipaparkannya, sebagai pendidik seharusnya punya tanggung jawab untuk sadar, karena bias ini bisa berpengaruh terhadap arahan yang disampaikan dan cara kita bereaksi. "Bahkan dampaknya bisa beragam, baik di tempat kerja, kehidupan sehari-hari, dan kehidupan di Masyarakat,” papar Prof Nathalia.

 

Sedangkan pada lokakarya hari kedua, tema yang diusung adalah 'Ketangguhan dan Strategi Mengatasi Hambatan dalam Studi dan Karir STEM'. Pada kesempatan ini, para siswa dan mahasiswa turut dilibatkan dalam lokakarya. Pembicara pertama yakni Prof. Felycia yang menceritakan awal mula berkecimpung dalam bidang STEM. “Jangan takut untuk sekolah tinggi atau menggapai mimpi. Kecintaan menganalisis dan keresahan melihat sungai di dekat rumah ketika kecil, mengantarkan saya menekuni bidang STEM,” tutur Prof. Felycia. 

 

Prof Nathalia pun menyampaikan materi mengenai Sindrom Ketidaklayakan. Yaitu, sebuah keraguan diri terhadap kecerdasan, keterampilan, atau prestasi di antara individu. Sehingga rasa percaya diri sangat dibutuhkan. Setelah dibekali materi di hari pertama, para guru mempraktekkannya kepada para siswa di hari kedua. Melalui pendampingan para fasilitator, para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk berdinamika. Melalui materi yang sudah didapat, diharapkan bisa diaplikasikan dan mendukung perempuan berdaya dalam bidang STEM. (vin/hjr)

#UKWMS