Sabtu, 4 Mei 2024

Program SLPHT Berhasil Cetak Petani Mandiri di Lamongan

Diunggah pada : 27 Juni 2023 16:38:32 105
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat melakukan panen raya padi, Selasa (27/6) di Desa Prijekngablak Kecamatan Paciran. Sumber foto : Diskominfo Kabupaten Lamongan

Jatim Newsroom – Program Sekolah Lapang Pengelolaan Hama dan penyakit Terpadu (SLPHT) yang menerapkan Manajemen Tanaman Sehat (MTS), berhasil mencetak petani mandiri di Lamongan, khususnya pada petani padi di Desa Prijekngablak Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan.

Hal yang menandai keberhasilan tersebut, juga tidak lepas dari tolak ukur yang dapat dikatakan sebagai petani mandiri. Yakni apabila para petani mampu memanfaatkan secara optimal sumber daya alam, tenaga, modal, serta teknologi yang ada pada lingkungan sekaligus mereka yang mampu meningkatkan kesejahteraannya.

Keberhasilan mencetak petani mandiri itu terbukti dari hasil panen padi yang kali ini produktivitasnya mencapai 9,46 ton dari lahan 104 hektar yang menerapkan program SLPHT. Pasalnya Desa Prijekngablak sempat mengalami gagal panen selama 3 tahun berturut-turut.

Hadirnya program SLPHT, merupakan wujud solusi bagi petani agar meminimalisir biaya produksi pertanian namun tetap memiliki produksi maksimal. Karena petani saat ini sebagai menyumbang angka kemiskinan tertinggi di pedesaan. Selain itu juga sebagai jalan keluar dari fenomena kelangkaan pupuk dan pengurangan subsidi pupuk.

Melalui pers rilis Diskominfo Kabupaten Lamongan, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan, program SLPHT ini juga merupakan bentuk komitmen Pemkab Lamongan dalam menjaga ketahanan pangan di Lamongan, sekaligus antisipasi krisis pangan.

“Ketahanan pangan merupakan hal penting untuk dijaga, terlebih Kabupaten Lamongan sebagai lumbung pangan Nasional. Di tengah permasalahan pada bidang pertanian mulai kelangkaan pupuk, harga pupuk yang mahal dan lain sebagainya petani Lamongan harus bisa berjuang dan berinovasi untuk mencapai kesejahteraannya, salah satunya dengan adanya sekolah lapang ini,” kata Bupati Lamongan yang biasa dipanggil Pak Yes itu.

Lebih lanjut diungkapkan Pak Yes, bahwa saat ini di Kabupaten Lamongan juga telah diwajibkan alokasi dana desa untuk ketahananan pangan sebesar 20%. “Hal tersebut juga merupakan komitmen Pemkab Lamongan untuk mensejahterakan petani yang berpotensi menghadirkan ketahanan pangan di Lamongan,” tutur Pak Yes, pada Selasa (27/6) di Desa Prijekngablak Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Selanjutnya orang nomor satu di Pemkab Lamongan tersebut juga meminta agar petani di seluruh Kabupaten Lamongan dapat mengimplementasikan program SLPHT dan MTS agar menjadi petani yang mandiri dan sejahtera.

Program SLPHT yang dicetuskan Pemkab Lamongan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupeten Lamongan ini sudah melakukan pertemuan sebanyak 25 kali dengan mengajarkan materi mendasar tentang agro ekosistem pertanian hingga pembuatan pupuk organik.

Penyuluh SLPHT, Khamim menerangkan, hal utama yang harus ditekankan ialah Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki keterbukaan pemikiran tentang manajemen tanaman sehat. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian terkait cara efisiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani.

“Jadi pertama yang kita lakukan ialah manajemen SDM agar memahami tentang manajemen tanaman sehat, setelah itu baru kita lanjutkan pada materi cara efisiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani,” terang Khamim.

Diketahui, di Desa Prijekngablak tersebut juga dilakukan petak studi yang membandingkan hasil penanaman menggunakan metode organik dan non organik.

Salah satu petani Desa Prijekngablak bernama Muslik mengatakan, hasil produktivitas padi kali ini sungguh signifikan, mulai dari terhindar hama saat penanaman dan hasil yang lebih besar jumlahnya. Penanaman padi yang dimulai pada bulan Maret 2023 lalu ini, diketahui juga menggunakan varietas 32 dan MR yang memakai pupuk organik jenis Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR), serta Pupuk Organik Cair (POC). (vin/s)

#lamongan #Kabupaten Lamongan #Bupati Lamongan #pemkab Lamongan