Jumat, 20 September 2024

PKKPBI ITS Buka Kegiatan Sociopreneur Camp 2024

Diunggah pada : 11 Mei 2024 17:55:13 131
Ketua PKKPBI ITS, Arman Hakim Nasution (tengah batik biru) saat foto bersama seluruh peserta Sociopreneur Camp 2024, di Kampus Manajemen Bisnis ITS, Surabaya, Sabtu (11/5/2024). Foto : vivin

Jatim Newsroom – Pusat Kajian Kebijakan Publik, Bisnis dan Industri (PKKPBI) ITS membuka kegiatan Sociopreneur Camp tahun 2024. Kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan aktivis mahasiswa sebagai penggerak ekonomi masyarakat itu, dibuka secara langsung oleh Ketua PKKPBI ITS, Arman Hakim Nasution di Kampus Manajemen Bisnis ITS, Surabaya, Sabtu (11/5/2024).

Saat ditemui usai ucara, Ketua PKKPBI ITS, Arman Hakim Nasution, menyampaikan, Sociopreneur Camp ini adalah kegiatan melatih aktivis mahasiswa supaya mampu menjadi pebisnis yang menggerakkan ekonomi masyarakat bukan untuk dirinya sendiri. “Yakni bisnis yang mampu menggerakkan masyarakat dia (mahasiswa) untung, masyarakat juga untung. Sehingga bisa diajak kerja sama itu yang dinamakan sociopreneur,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arman menerangkan, program Sociopreneur Camp kali ini diikuti 25 peserta mahasiswa semester empat dan enam dari berbagai macam perguruan tinggi, dengan target ke depan 1.000 orang peserta.

“Maka kalau 1.000 itu kita akan mengajak semua PTN yang menjadi anggota aliansi Asosiasi Dosen Integrator Desa atau ADIDES baik dari PTS maupun PTN, untuk membuat program seperti  ini dengan dana masing-masing termasuk dana support pemerintah. Tahun ini uji cobanya di ITS, karena ITS yang menginisiasi program ini. Sehingga, peserta yang paling banyak dari ITS,” terangnya.

Program Sociopreneur Camp ini merupakan yang pertama kalinya diadakan, Arman mengungkapkan, program ini adalah gabungan antara project field dengan class session and leadership coaching. “Project Field adalah pengenalan sosio-bisnis On Field selama tujuh hari di lapangan atau desa, dengan luaran Project Bisnis Plan tentang peluang extended-bisnis dan perbaikan bisnis model,” ungkap Arman.

Sedangkan, Class Session and Leadership Coaching adalah pembelajaran kelas interaktif dengan delapan kali pertemuan tiap Sabtu dan Minggu dan paralel Magang Leadership Coaching ke-para CEO atau pemilik bisnis.

"Yang model camp seperti ini, sebetulnya belum ada, cuma membuat modul dan kurikulumnya saja. Dan sekarang sudah langsung ada on class dan on field. Kali ini juga termasuk ABMAS Produk dan Kurikulum ini kita satukan dan eksekusi praktik lapangan,” sambung Arman.

Terkait implementasi teknisnya, Arman memaparkan, dalam program Sociopreneur Camp ini para mahasiswa melalui dua tahap.  Tahap pertama, yakni class session and leadership coaching selama empat minggu.

“Lalu tahap kedua, mereka para peserta selama tujuh hari ditempakan di Desa Kajar Kota Batu Malang, 25 peserta dibagi menjadi lima kelompok yang berisi masing-masing lima orang berkeliling ke BUMDesa, membangun bisnis usaha apa untuk warga desa, maupun koperasi pondok pesantren untuk mengembangkan desanya,” papar Arman.

Arman membeberkan, alasan dipilihnya Desa Kajar Kota Batu Malang sebagai desa tempat dilaksanakannya program Sociopreneur Camp ini adalah, karena di desa itu terdapat potensi bisnis yang bagus untuk dikembangkan. “Disana ada tempat bisnis bernama Omah Tuek yang potensinya bagus, maka kami akan menempatkan program sociopreneur camp ini di situ,” bebernya.

Bagi desa yang ditempati untuk dijalankannya program ini, Arman berharap, supaya desanya dapat berkembang lebih maju dan mampu mengajak para peserta atau lulusannya bersama-sama membangun desa. “Karena proyek ini memang harus betul-betul diseleksi oleh manajer BUM Desa, untuk memberikan lapangan. Silahkan anda meminta bantuan apa saja kepada lima orang per kelompok dalam Sociopreneur Camp ini,” ujar Arman.

Arman menuturkan, setelah mengikuti program ini para peserta diharapkan nanti kalau sudah lulus, tidak hanya berpikir untuk bekerja di BUMN, BUMD dan di pemerintahan saja, melainkan kalau bisa membangun desa.

“Karena menjadi pebisnis di desa itu juga kan potensinya bagus, hanya mereka (mahasiswa) kebanyakan tidak paham kalau ada potensi bagus. Desa itu dananya besar tapi tidak ada yang bisa memberikan edukasi. Maka yang paling cocok untuk mengoperasikan dana untuk pengembangan desa ya para aktivis mahasiswa,” tuturnya.

Melalui program ini, Arman berharap, semoga para lulusan ITS khususnya, akan memiliki potensi kemampuan entrepreneur yang paling bagus di antara perguruan tinggi lain. “Mengacu pada pelaku usaha bisnis yang ada di desa dengan potensi bisnis membangun masyarakat. Bagaimana membangun mahasiswa dengan kompetensi bisnis dan leadership sehingga nanti ITS akan jadi leading 10 tahun ke depan,” harapnya.

Dalam agenda pembukaan Sociopreneur Camp 2024 ini, diadakan open talk atau diskusi bersama para panelis yang juga menjadi mentor bagi para peserta. Para panelis tersebut ialah, Plt. Wakil Rektor IV ITS sekaligus Praktisi Leadership Agus Muhamad Hatta, S.T., M.Si, Ph.D., Ketua Asosiasi Desa Berdikari Indonesia (ADESBERI) Moh. Badrin Tholchah, Pengusaha Agrobisnis Desa Pacet Mojokerto Pinilih Nugrahani, General Affairs Telkomsel Doddy Trisna Nugraha, dan Kepala Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto Siandi. (vin/s)

#mahasiswa #its #PKKPBI ITS #sociopreneur #Sociopreneur Camp