Jumat, 20 September 2024

Waspada Buaya Muara Muncul

Pantau Lokasi Buaya, Balai Besar KSDA Jatim Periksa Lokasi Sungai Bondoyudo Jember

Diunggah pada : 3 Juni 2024 11:10:24 41
Resort Konservasi Wilayah 16 menindaklanjuti laporan mengenai penampakan buaya muara di aliran Sungai Bondoyudo, Kecamatan Kencong.

Jatim Newsroom - Resort Konservasi Wilayah 16 menindaklanjuti laporan mengenai penampakan buaya muara di aliran Sungai Bondoyudo, Kecamatan Kencong. Informasi mengenai keberadaan buaya tersebut pertama kali beredar melalui media sosial dan mendapat perhatian serius dari pihak terkait.

Sebelumnya, pemerintah Desa Kraton telah menerima laporan dari warga tentang kemunculan seekor buaya muara berukuran sekitar 1 meter dengan berat sekitar 30 kilogram di tepi sungai. Menanggapi laporan ini, Kepala Desa Kraton, Agus Priyanto, segera mengerahkan seluruh aparat desa serta RT/RW untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan menjaga keselamatan warga.

"Saya sudah mengerahkan seluruh aparat desa, RT/RW untuk memasang banner himbauan agar warga waspada dan menjauh dari bibir tanggul sungai," ujar Agus Priyanto dalam keterangannya yang dirilis Balai Besar KSDA Jatim, Senin (3/6/2024).

Himbauan ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kehadiran buaya tersebut di sekitar pemukiman. Kemunculan buaya muara di aliran Sungai Bondoyudo bukanlah yang pertama kali terjadi. Berdasarkan keterangan warga sekitar, kemunculan buaya ini sudah terjadi empat kali dalam tiga bulan terakhir.

Sebelumnya, warga pernah melihat buaya dengan ukuran panjang sekitar 2.5 meter, serta beberapa buaya anakan. Keberadaan buaya-buaya ini pertama kali dilaporkan sekitar dua tahun yang lalu, namun intensitas kemunculan mereka meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Petugas Resort Konservasi Wilayah 16, bersama dengan perangkat desa, segera melakukan pemeriksaan dan penyisiran di lokasi penampakan. Meskipun demikian, hingga kini belum ditemukan adanya satwa buaya tersebut di sepanjang aliran sungai. Upaya pemantauan dan penyisiran dilakukan dengan cermat untuk memastikan keamanan dan mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang keberadaan buaya-buaya ini.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kepala Desa Kraton dan aparat setempat untuk memastikan situasi tetap aman. Langkah-langkah pencegahan dan edukasi kepada masyarakat juga akan terus dilakukan,” ujar seorang petugas dari Resort Konservasi Wilayah 16.

Sementara itu, upaya untuk mengidentifikasi dan memantau populasi buaya di sepanjang aliran Sungai Bondoyudo masih berlanjut. Hingga kini, belum diketahui pasti jumlah buaya muara yang ada di wilayah tersebut.

Pemerintah desa bersama dengan tim konservasi berencana untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai langkah-langkah yang harus diambil jika kembali terjadi penampakan buaya. Warga diharapkan untuk tidak mendekati atau mengganggu buaya jika terlihat, serta melaporkan segera kepada pihak berwenang.

Penampakan buaya muara di aliran Sungai Bondoyudo ini menambah daftar panjang kejadian serupa di berbagai wilayah di Indonesia. Buaya muara, yang dikenal dengan nama ilmiah Crocodylus porosus, adalah salah satu spesies buaya terbesar dan paling berbahaya di dunia. Kehadiran mereka di aliran sungai yang dekat dengan pemukiman manusia selalu menjadi perhatian serius karena potensi bahaya yang ditimbulkan.

Keberhasilan upaya konservasi dan pengelolaan populasi buaya muara sangat bergantung pada kerjasama antara masyarakat dan pihak berwenang. Langkah-langkah preventif seperti pemasangan banner himbauan dan edukasi kepada warga diharapkan dapat meminimalisir resiko konflik antara manusia dan satwa liar ini.

Dengan terus berjalannya koordinasi dan pemantauan yang intensif, diharapkan situasi di aliran Sungai Bondoyudo dapat tetap terkendali dan warga merasa aman dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pihak Resort Konservasi Wilayah 16 berkomitmen untuk terus melakukan yang terbaik dalam menjaga kelestarian satwa liar sambil memastikan keamanan masyarakat sekitar. (jal/hjr)

#Balai Besar KSDA Jawa Timur