Minggu, 28 April 2024

KRI RE Martadinata 331 Patroli di Perbatasan Australia

Diunggah pada : 28 Februari 2018 16:00:39 39

Jatim Newsroom - KRI RE Martadinata-331 melaksanakan Patroli pengamanan di perairan pulau terluar, tepatnya di perairan Pulau Ndana Rote yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Australia. Patroli dilakukan untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan fungsi penegakan hukum di wilayah perairan laut Indonesia di wilayah perbatasan.

Komandan KRI RE Martadinata-331, Kolonel Laut (P) Sandharianto, Rabu (28/2) mengatakan, patroli sektor di wilayah perbatasan ini dilakukan di sekitar perairan Pulau Ndana di bawah komando Gugus Tempur Laut Wilayah Timur dalam operasi Arung Sakti 18. Operasi di titik koordinat 11⁰00’ 00” S 122⁰52’ 00” T yang merupakan sebuah pulau kecil yang termasuk dalam kabupaten Rote Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Secara geografis, sebelah utara Pulau Ndana adalah Pulau Rote yang merupakan ibukota Kabupaten Rote. Sedangkan sebelah Selatan adalah perairan yang perbatasan langsung dengan  wilayah perairan negara Australia.

Ia menjelaskan, tidak terdapatnya sumber air tawar dan kondisi tanah yang tidak subur serta pantai pasir berkarang, sehingga menyulitkan pelaksanaan bercocok tanam. Faktor alam tersebut, membuat tidak ada warga yang menetap di pulau yang memiliki nilai strategis karena terletak di wilayah pulau terluar berbatasan dengan negara Australia.

Saat ini, TNI AL sudah memiliki Pos Pengamatan yang diawaki oleh 4 personel serta sebagai tambahan kekuatan, Mabes TNI juga rutin mengirim Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar TNI yang bertugas menjaga kedaulatan wilayah NKRI di pulau ini.  Satgas di Pulau Ndana dikomandani Kapten Marinir Lukman Santoso, lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 54 tahun 2008.

Satgas ini merupakan satgas gabungan TNI yang terdiri dari 34 Prajurit Marinir TNI AL dari Pasmar 1 sedangkan Personel TNI AD berjumlah 10 orang dan bertugas selama 9 bulan. “Satgas ini merupakan contoh bagaimana kerja sama antar matra di TNI dapat memperkuat kedaulatan wilayah NKRI sampai ke pulau terluar,” jelas Alumni Akademi Angkatan Laut angkatan 42 tahun 1996.

Beberapa fasilitas pendukung yang tersedia adalah jaringan telepon seluler, pembangkit listrik tenaga matahari dan tenaga angin. Sedangkan untuk sumber air masih menggunakan sumur yang masih berasa payau. Selain itu, terdapat juga sistem tadah hujan yang menggunakan tandon untuk menampung air hujan yang sangat jarang sekali terjadi di Pulau Ndana. Terdapat pula pembangkit listrik tenaga matahari dan angin akan tetapi hanya pembangkit listrik tenaga matahari yang masih bisa beroperasi.

Kehadiran prajurit KRI RE Martadinata-331 disambut dengan hangat dan gembira oleh personel Satgas dan Pos TNI AL Pulau Ndana. “Secara umum, keberadaan Satgas TNI pengamanan pulau terluar ini sangat penting dan dibutuhkan sebagai ujung tombak penjaga perbatasan wilayah NKRI. Untuk mendukung pelaksanaan tugas personel TNI sangat diperlukan perhatian khusus kepada  Satgas pulau terluar NKRI agar diberikan fasilitas pendukung seperti pengolahan air minum dan fasilitas pendukung lain,” tukasnya. (afr/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait