Sabtu, 4 Mei 2024

ITS Gelar Diskusi Action Plan Pelatihan Sociopreneur Camp Leadership and Mentoring Business

Diunggah pada : 11 November 2023 20:03:04 71
Kepala PKKPBI ITS Arman Hakin Nasution (tengah) saat sesi foto bersama usai kegiatan Action Plan Discussion and Ground Breaking Sociopreneur Camp Leadership and Mentoring Business, di Surabaya, Sabtu (11/11/2023). Foto : Vivin

Jatim Newsroom – Guna menciptakan calon lulusan perguruan tinggi yang berkualitas life skill baik dan tangguh, Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menggelar Action Plan Discussion and Ground Breaking Sociopreneur Camp Leadership and Mentoring Business atau kegiatan diskusi rencana aksi Pelatihan Sociopreneur Camp. 

Kegiatan yang berlangsung di Surabaya, pada Sabtu (11/11/2023) tersebut, dihadiri oleh mitra PKKPBI ITS yang turut mendukung dan andil dalam program Sociopreneur Camp Leadership and Mentoring Business. Kegiatan ini untuk merumuskan rencana aksi ke depan terhadap program pelatihan Sociopreneur Camp. 

Saat ditemui usai kegiatan, Kepala PKKPBI ITS, Arman Hakim Nasution menyampaikan, pentingnya pelatihan Sociopreneur Camp yang dibahas dalam kegiatan ini, adalah untuk menghasilkan lulusan berkualitas life skill yang tangguh, karena life skill ini bisa diistilahkan sebagai mindset sukses, dalam framework atau kerangka kerja pendidikan karakter leadership and mentoring business

“Kita ingin menciptakan calon lulusan perguruan tinggi yang mempunyai kemampuan di bidang soft skill, smart street, life skill. Sehingga mereka (lulusan perguruan tinggi) mampu menjadi the rising star dalam jangka waktu yang cepat ketika setelah lulus. Misalkan mereka setelah lulus, ada yang ingin masuk sebagai ASN. Maka tentunya bisa diwujudkan dalam lima tahun ke depan, karena sudah punya bekal leadership, business, dan career planning. Mereka bisa meningkatkan kompetensi kualifikasinya dalam lima tahun mungkin sudah jadi yang dicita-citakan,” jelas Arman. 

Lebih lanjut, Arman menerangkan, intinya melalui kegiatan ini pihaknya ingin menyiapkan bekal bagi para calon lulusan perguruan tinggi untuk bersaing di era global, tidak hanya dengan tangan kosong, dan ijazah yang diperoleh. “Melainkan juga bekal soft skill yang menjadi bagian dari pada kesuksesan. Kalau dalam konsepnya Harvard itu 80% kesuksesan ada karena soft skill, sementara academic skill itu sebenarnya hanya berperan 20%,” terangnya. 

Menurut Arman, kombinasi leadership dan business itu penting, karena apabila para lulusan perguruan tinggi hanya mampu menciptakan sukses untuk dirinya sendiri, maka kemampuan leadership dan business tidak membumi maupun berdampak luas. 

“Padahal mereka sebagai Crème La Crème dalam strata sosial, maka harusnya mampu menggerakkan potensi masyarakat disekitarnya. Oleh karenanya, tag-line ‘Sociopreneur’ menjadi pilihan kami dalam mengembangkan pendidikan leadership dan mentoring business. Kita memberi pelatihan pada saat weekend, siapa yang memberi pelatihan? Para praktisi CEO maupun leader business yang ada,” tukasnya. 

Maka, dalam pertemuan ini, Arman mengungkapkan, Ia mengundang pihak-pihak yang mendukung sebagai mitra dalam pengembangan program. “Yang hadir ada banyak, ada dari pejabat-pejabat STTAL, mantan direksi BUMN, Manajer Operasional BUMN, Kepala Wakil Direktur DRPM ITS, Prof. Erni dari FKG UNAIR, Ketua HDMI Moch Badrin. Mereka kita ajak untuk membentuk yayasan sehingga nanti jalannya organisasi ini bisa lancar,” ungkap Arman. 

Arman menjelaskan, Sociopreneur Camp adalah sebuah inisiatif program ITS, yang bertujuan untuk mengembangkan mindset kewirausahaan sosial (sociopreneurship) dan memfasillitasi perkembangan wirausaha sosial di kalangan mahasiswa. Dalam camp ini, mahasiswa yang tergabung mempelajari dan mengembangkan mindset maupun kreatifitas serta keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi on top leader.

“Sociopreneur camp pertama kali didirikan pada tahun 2018 yang beranggotakan enam mahasiswa terpilih dari berbagai departemen ITS. Dengan seleksi yang cukup ketat, para mahasiswa akan di coaching oleh beberapa mentor yang berasal dari berbagai kalangan,” paparnya.  

“Ini kan kita lagi ground breaking juga, untuk membangun pusat pelatihan, setelah itu pada 2024 mendatang diharapkan, kita sudah bisa mulai lagi. Karena program ini sebenarnya dulu sebelum covid dilaksanakan tahun 2018, begitu covid sempat berhenti,” sambung Arman. 

Hasil dari diskusi ini, Arman mengatakan, adalah sebuah konsep dan rencana aksi yang lebih matang lagi. 

“Sebenarnya ini sosialisasi kita sudah punya framework kurikulum, punya modul dan lain-lain. Tinggal nanti kita sosialisasikan, ternyata ada yang berharap ini nanti bisa dibuka tidak hanya di Surabaya, tidak hanya di ITS tapi juga lain tempat. Yang saya harapkan tentunya action plan-nya terutama di kami founder-nya ya karena program ini kan nanti butuh dana yang akan kita cari dari para donatur,” pungkasnya. (vin/s) 

#its #ITS Surabaya #PKKPBI ITS #sociopreneur