Jatim Newsroom - Cairan disinfektan rupanya menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat, terutama saat pandemi Covid-19. Pada masa pandemi Covid-19, berbagai upaya penyemprotan disinfektan dilakukan sebagai upaya menekan risiko persebaran virus.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (Unair) Prisma Megantoro ST MEng menciptakan robot bernama Isyana. Invensi robot berpenggerak roda yang mampu melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Inovasi yang ia rancang tersebut berhasil mendapatkan Hak Paten pada Agustus lalu.
Prisma menyampaikan bahwa ide robot penyemprot disinfektan itu latar belakangnya adalah kondisi di masyarakat yang pada tahun 2020 lalu terdampak pandemi Covid-19. Robot Isyana tersebut Prisma rancang untuk memudahkan tenaga medis dan pekerja lapangan dalam menyemprotkan disinfektan dari jarak jauh.
“Saat itu saya melihat penyemprotan masih secara manual, dengan menggunakan mesin penyemprot hama atau bahkan mobil damkar. Tentu akan lebih membutuhkan tenaga bagi pekerja atau operator di lapangan yang justru meningkatkan risiko terpapar. Selain itu juga tentu mengeluarkan dana atau biaya yang lebih banyak,” jelas Prisma, di Surabaya, Jumat(13/9/2024).
Prisma mengatakan bahwa robot penyemprot Isyana dirancang seperti mobil tank dengan jenis roda tracked. Pemilihan roda dengan model tracked tersebut rupanya menjadi keunggulan bagi robot ini. Sehingga robot dapat beroperasi pada berbagai medan. “Jadi, robot untuk menyemprotkan cairan disinfektan ini berpenggerak roda tracked, jadi bentuknya seperti roda pada tank. Maka robot ini bisa dioperasikan di segala medan. Baik dalam ruangan maupun luar ruangan, seperti di jalanan aspal, tanah, atau rerumputan. Sangat andal di segala medan,” jelas Prisma.
Selain itu, robot Isyana juga lengkap dengan sensor suhu yang dapat mendeteksi kondisi udara di sekitar robot. Tidak hanya itu, robot juga dapat mengukur dan melakukan pemetaan kelembaban dan tekanan udara di sekitarnya saat dioperasikan. “Kedua, robot ini lengkap dengan sensor suhu, kelembaban, dan tekanan udara yang nirkabel. Jadi bisa mendeteksi suhu yang ada di sekitar robot saat beroperasi. Selain itu juga bisa untuk pemetaan atau analisis kondisi udara di dalam pengoperasian robot,” jelasnya.
Karena pengoperasian robot dapat berlaku dari jarak jauh, maka robot ini juga lengkap dengan fitur kamera. Prisma menyebut bahwa kamera pada robot ini berupa kamera FPV. Namun, Prisma juga menyampaikan adanya rencana untuk meningkatkan kualitas visual dengan menggunakan kamera digital.“Ketiga, robot ini juga lengkap dengan kamera FPV yang bisa digunakan oleh operator dari jarak jauh melalui layar komputer. Namun ada rencana pengembangan dari sisi visualisasi bisa ditambah dengan kamera digital,” tuturnya.
Dalam berinovasi, tentu tidak ingin berpacu pada satu hasil akhir saja tanpa adanya pengembangan ide. Inovasi yang ada pun harus dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi yang ada dan kembali disesuaikan dengan kebutuhan. Prisma menyampaikan adanya rencana pengembangan fitur dari inovasi yang dirancangnya. Selain itu, dalam segi fisik, tentu ada rencana untuk merancang robot dengan ukuran yang lebih besar lagi agar dapat menjangkau lebih banyak muatan.
“Untuk rencana pengembangan, dari sisi teknologi mungkin bisa dengan adanya remote control, jadi robot ini jangkauannya akan lebih jauh lagi. Kemudian dari segi fisik robot, bisa dibuat dengan ukuran yang lebih besar lagi. Sehingga bisa mengangkut cairan lebih banyak,” jelas Prima.
Lalu, melihat kondisi masyarakat saat ini yang sudah kembali normal. Penyemprotan disinfektan di ruang terbuka sudah tidak dilakukan lagi. Namun demikian, robot Isyana tetap dapat bekerja untuk keperluan lainnya. Seperti melakukan penyemprotan cairan pestisida di kawasan pertanian.“Karena pandemi Covid-19 berakhir, jadi robot ini bisa diaplikasikan pada bidang yang lain, misal untuk menyemprotkan pestisida di kawasan pertanian, atau untuk hal-hal serupa lainnya,” tutur Prisma pada akhir. (mad/hjr)