Rabu, 1 Mei 2024

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNESA Imbau Masyarakat Tetap Tenang Hadapi Inflasi Pangan

Diunggah pada : 5 Desember 2023 11:56:40 43
Tangkapan layar gambar Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNESA, Harlina Meidiaswati (kanan) saat menjadi pembicara dalam dialog interaktif Surabaya Pagi Ini, RRI Surabaya, Selasa (5/12/2023).

Jatim Newsroom – Dosen Prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Harlina Meidiaswati, mengatakan, untuk menghadapi inflasi, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak perlu panik. Hal tersebut disampaikannya, saat secara daring menjadi pembicara dalam Dialog Interaktif program Surabaya Pagi Ini, bertajuk ‘Harga Sembako Melambung Picu Inflasi Pangan’, pada Selasa (5/12/2023). 

“Untuk menghadapai inflasi ini, masyarakat tetap tenang tidak usah panik, apalagi sampai melakukan tindakan-tindakan seperti menimbun, berbelanja berlebihan termasuk melakukan hal-hal yang justru memperburuk keadaan,” tutur Harlina. 

Harlina menerangkan, sebetulnnya inflasi yang terjadi saat ini sudah dalam kontrol pemerintah, karena pemerintah sudah menetapkan batasan inflasi yakni sebesar 3% dengan plus minus 1%. “Artinya yang terjadi saat ini sudah pada koridor yang sudah ditetapkan. Sehinggga kita sebagai masyarakat bisa berkontribusi, dengan tetap tenang dan lakukan aktivitas normal sebagaimana biasanya, tidak berlebihan dan tidak memicu semakin dalam terjadinya inflasi,” terangnya. 

Menurut Harlina, inflasi ini adalah kejadian yang kecenderungan pasti berulang setiap ada acara-acara tertentu. “Jawa Timur saya lihat ada kecenderungan naik di atas target inflasi, yang ditetapkan secara nasional, walaupun secara nasional masih cukup bagus, karena pemerintah itu setiap tiga tahun akan menetapkan target inflasi melalui Bank Indonesia dan Departemen Keuangan,” tukasnya. 

Untuk tahun 2023 ini, Harlina menyebutkan, inflasi masih mengikuti target tahun 2022 kemarin, karena pemerintah sudah menetapkan target inflasi untuk tahun 2022, 2023, 2024. “Untuk tahun 2022-2023 itu memang targetnya 3% dengan plus minus 1%. Dengan inflasi kita yang saat ini masih ada di kisaran 2, berarti itu masih ada pada kendala atau masih dalam rentan yang diperkirakan. Untuk tahun 2024 kita memang menargetkan inflasinya lebih sedikit yaitu 2,5% dengan tetap standar toleransinya 1% plus minus,” sebut Harlina. 

Harlina menjelaskan, faktor pemicu terjadinya inflasi pangan itu ada beberapa hal, diantaranya, gagal panen, faktor situasional yang menyebabkan daya konsumtif masyarakat tinggi, dan ulah pihak-pihak yang semakin memperburuk keadaan seperti menimbun stok pangan.

Untuk perilaku masyarakat yang menimbun tersebut, Harlina  menekankan, harus ada kegiatan memberikan pemahaman kepada masyarakat, terkait hal-hal yang melanggar hukum. “Sehingga konsekueni hukum harus siap mereka tanggung seandainya mereka terbukti melakukan hal-hal semacam itu,” tegasnya. 

Harlina mengatakan, inflasi itu harus ada, karena hal tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia. “Namun harus kita kendalikan inflasi itu, yang penting, semua pihak bisa berperan untuk mengendalikannya. Bukan  hanya pemerintah, dan pengusaha, kita masyarakat juga harus bisa menahan diri agar inflasi bisa dikendalikan,” pungkasnya (vin/s) 

#inflasi #pangan #unesa #RRI #RRI Surabaya #inflasi pangan