Diskopar Probolinggo Beri Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata

Jatim Newsroom - Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Diskopar) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan pengelolaan desa wisata selama tiga hari (12-14/10/2022).

Kepala Diskopar Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena masyarakat merupakan salah satu unsur penting pemangku kepentingan untuk bersama-sama dengan pemerintah dan kalangan usaha/swasta bersinergi melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan.

“Pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik sebagai subjek atau pelaku maupun penerima manfaat pengembangan karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan,” katanya.

Menurut Sugeng, diperlukan kesadaran masyarakat akan arti penting pengembangan kepariwisataan. Untuk itu dibutuhkan proses dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat yang sadar wisata. Masyarakat yang sadar wisata akan dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona.

“Salah satu bentuk pembangunan pariwisata di masyarakat yaitu pengembangan desa wisata. Hal ini dapat mendorong berbagai upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi keunikan berupa budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat,” jelasnya.

Sugeng menerangkan, dengan dibangunnya kawasan Gunung Bromo oleh pemerintah pusat, semua memiliki kewajiban untuk ikut serta menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berkembang seiring dengan perkembangan pariwisata. “Melalui pelatihan ini diharapkan para peserta mampu dan terbuka wawasannya untuk mengembangkan potensi wisata di desa masing-masing,” harapnya.

Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Diskopar Kabupaten Probolinggo Nurahman mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh 40 orang dengan mayoritas dari Desa Jetak dan Wonotoro Kecamatan Sukapura. Tetapi ada juga perwakilan dari Desa Sariwani, Ngadisari, Wonokerto, Ngadas dan Guyangan. Desa-desa tersebut merupakan desa penyangga di kawasan Gunung Bromo dan memiliki potensi untuk mengembangkan pariwisata.

Selama kegiatan mereka mendapatkan materi dari narasumber yang berasal dari Provinsi Jawa Timur dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Harapannya materi-materi yang diberikan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi peserta. Serta melakukan studi lapangan ke Desa Wisata Kampung Kuna Gubuk Klakah.

“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola desa wisata agar lebih professional dan berkualitas dalam melakukan pengelolaan desa wisata dan memberikan pelayanan kepada wisatawan,” ujar Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Diskopar Kabupaten Probolinggo Nurahman.

Terkait dengan PKS antara Diskopar dan Unair, Dosen Program Studi D4 Destinasi Pariwisata Unair Endah Nurhidayati mengungkapkan melalui PKS ini pihaknya ingin mencoba mengintegrasikan keilmuan yang ada di universitas untuk diterapkan secara langsung di masyarakat.

“Kebetulan saat ini program studi di tempat kami salah satunya adalah D4 Destinasi Pariwisata. Yang didalamnya masuk ke vokasi ilmu terapan, ada pendekatan-pendekatan terapan yang bisa langsung diimplementasikan di masyarakat. Itu salah satu yang nanti akan kita kerja samakan, lakukan dan integrasikan dengan program-program dari Diskopar,” ungkapnya.

Endah menerangkan, hal ini nanti akan dikaitkan dengan Kampus Merdeka. Sebab nanti mahasiswa juga akan terjun langsung ke masyarakat untuk mendampingi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membantu menyelesaikan persoalan-persoalan dari pokdarwis di destinasi-destinasi pariwisata.

“Harapannya nanti di Kabupaten Probolinggo itu akan berkembang desa-desa wisata yang mungkin nanti bisa diikutkan lomba di tingkat nasional maupun desa-desa wisata yang bisa menjadi destinasi penyangga Bromo Tengger Semeru,” pungkasnya.(ern/s)

#Kab Probolinggo