Kamis, 2 Mei 2024

Belajar Program KB di Indonesia, Enam Perwakilan Negara Muslim Kunjungi RSUD Haji Jatim

Diunggah pada : 26 Juli 2023 16:31:58 91
15 orang perwakilan enam negara muslim saat duduk di depan Klinik KB RSUD Haji Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Rabu (26/7/2023). Foto : Vivin

Jatim Newsroom – Sejumlah 15 orang perwakilan dari enam negara muslim dunia melakukan studi lapangan dengan berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, Rabu (26/7/2023). Kunjungan ini dimaksudkan untuk belajar tentang keberhasilan  program KB yang diterapkan di Indonesia dan selama ini telah mendapat dukungan dari para ulama atau tokoh agama. 

ke 15 orang tersebut merupakan peserta pelatihan SSTC Offline Training on Strategic Partnership Between Government and Muslim Religious Leaders (MRLs) in Reproductive Health, Family, Prevention of Child Marriage an Reducing Stunting. Pelatihan itu diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat bekerja sama dengan United Nations Populations Fund (UNFPA), sebuah organisasi di bawah naungan PBB yang bergerak di bidang kependudukan. 

Kunjungan studi lapangan ini dipimpin oleh Kepala Pusat Pelatihan Kerja Sama Internasional BKKBN RI, dr. Ukik Kusuma Kurniawan. Saat ditemui, Ia menyampaikan, kunjungan ke RSUD Haji Provinsi Jawa Timur ini adalah untuk mengantarkan para peserta pelatihan belajar program KB di Indonesia yang sudah mendapatkan dukungan dari ulama atau tokoh agamanya.

“Kita mengantarkan 15 orang dari lima negara muslim yang ingin belajar tentang program KB, karena program KB telah mendapat dukungan tokoh agama islam di Indonesia. Lima negara itu di antaranya, Burundi, Ethiopia, Nepal, Malaysia, Filiphina dan Myanmar. Mereka sangat terkesan dengan dukungan tokoh ulama kita kepada program KB Indonesia, dan mereka ingin belajar  karena di negara mereka masih ada kendala sepertinya,” jelas dr. Ukik. 

Mengingat Program KB sebenarnya bertentangan dengan syariat Islam, dr. Ukik menerangkan, peserta yang berasal dari enam negara muslim berbeda tersebut ingin tahu bagaimana strategi pemerintah Indonesia, sehingga berhasil melibatkan tokoh agama dalam program KB di Indonesia. 

“Sementara di negara mereka masih butuh banyak yang harus dipelajari, mungkin juga karena ada beberapa hadis atau ayat-ayat suci yang perlu dipelajari lebih dalam terhadap argumen dari kalangan yang berpendapat belum mendukung adanya program KB di negara mereka,” terang dr. Ukik. 

Dr. Ukik menilai, penyambutan dan pemaparan Program KB dari RSUD Haji Provinsi Jawa Timur kepada peserta pada kegiatan ini sudah sangat sesuai dengan yang diharapkan. “Oleh karena itu, saya rasa semua peserta sangat puas terhadap pemaparan yang diberikan RSUD Haji kepada peserta. Semoga semakin banyak lagi negara lain yang ingin belajar dari kita negara kita Indonesia,” tuturnya. 

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Haji Jawa Timur, dr. Ananda Haris, menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan positif kunjungan peserta dari enam negara muslim ini. 

“Pelatihan ini merupakan Program BKKBN Pusat yang pesertanya berasal dari, Leader Religion beberapa negara. Hal ini sangat positif, karena mereka ingin melihat bagaimana program pelaksanaan KB di negara kita yang telah berjalan dengan lancar dan baik. Salah satunya kunjungan di RSUD Haji ini yang dianggap oleh BKKBN Jawa Timur mewakili pelayanan KB di Jawa Timur,” kata dr. Haris. 

Dr. Haris berharap, melalui kunjungan ini ke depan semoga pelayanan KB di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur semakin baik. “Harapannya pelayanan KB kita tetap akan lebih maju, lebih baik, dan lebih banyak menjaring keluarga-keluarga yang ingin ber-KB. Kemudian semoga juga bisa memberi keuntungan pada negara-negara yang belajar di sini sehingga bisa dibawa ke negaranya masing-masing,” harapnya. 

Pada kesmepatan ini, hadir sebagai pembicara Program KB, Penanggung Jawab Klinik KB RSUD Haji Provinsi Jawa Timur, dr. Dwinanto Ananda Muttaqin. Dwinanto mengungkapkan, dengan kerja sama antar negara melalui kunjungan dan pelatihan ini pihaknya turut berharap, kendala-kendala yang di temukan pada masing-masing negara partisipan bisa diatasi. 

“Kita dulu juga pernah mengalami adanya penolakan atau resistensi dari ulama-ulama Islam sebelumnya. Dalam perjalanan waktu, berkat kerja sama dengan pemerintah serta Majelis Ulama Indonesia atau MUI, akhirnya kita bisa menjembatani bahwa dengan penerapan KB itu tidak mempengaruhi dan tidak ada kontra indikasi atau adiktifnya dalam segi islam,” ungkap dr. Dwinanto. 

Dr. Dwinanto yang juga merupakan dokter spesialis kandungan ini menjelaskan, memang ada beberapa KB yang tidak diperkenankan dalam islam kalau tujuannya untuk menghentikan kehamilan. Tapi kalau untuk menunda kehamilan dengan harapan masih terjadi kehamilan lagi dalam islam masih tetap diperbolehkan.

“Taking message-nya adalah dalam penerepan KB di Indonesia ini, berlaku juga fatwa dari ulama. Sehingga, semoga juga dibawa oleh tamu-tamu kita yang dari negara lain terutama  mereka peserta yang merupakan para dokter dan muslim religion leader-nya,” pungkasnya. (vin/s)

#bkkbn #RSUD #RSUD Haji #KB