Senin, 20 Mei 2024

JATIM PANEN KEDELAI

Diunggah pada : 1 Agustus 2012 14:44:44 3
thumb

Panen raya kedelai di akhir Juli dan awal Agustus ini telah dilakukan di beberapa daerah di Jatim, seperti Sidoarjo. Namun, informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian Jatim, puncaknya panen raya kedelai bakal terjadi pada September hingga Oktober mendatang.

Kepala Dinas Pertanian Jatim, Wibowo Eko Putro mengatakan, iklim atau cuaca saat ini sangat mendukung peningkatan produksi kedelai. Dari target pusat, tahun ini Jatim diharapkan mampu memproduksi kedelai sebanyak 557 ribu ton. Namun, Jatim mematok target lebih rendah, yakni 450 ribu ton.

Namun data berbeda dilaporkan BPS Jatim. Diprediksikan BPS melalui angka ramalan (ARAM) produksi menurun menjadi 310 ribu ton. Itu terjadi karena adanya penyusutan lahan tanam seluas 25 ribu hektar.

Jika BPS memprediksi lahan tanam kedelai Jatim berkurang, pihaknya meyakini hal sebaliknya. Kepala Bidang Produksi tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, memprediksi lahan tanam komoditas kedelai tahun ini mencapai 300.000 hektar. Ada peningkatan sebesar 22.000 hektar dibanding tahun lalu mencapai 278.000 hektar. Lahan terluas berada di Banyuwangi 54.334 hektar, Lamongan 35.997 hektar, di Ngawi yang mencapai 34.534 hektar, disusul Sampang seluas 34.501 hektar, Bojonegoro dengan luas 32.751 hektar serta Ponorogo dengan luas 31.616 hektar.

Sampai Juni 2012, luas lahan kedelai yang sudah tertanam mencapai 139.901 hektar atau sebesar 98,37 persen dari target hingga Musim Kemarau (MK) I seluas142.222 hektar. Ia pun yakin kekurangan tersebut bisa tertutupi di MK II karena kemarau yang cukup tegas dan luas lahan tanam juga kian lebar karena ini dilakukan di lahan dengan irigasi teknis.

Diungkapkan Nurfalakhi, upaya peningkatan luas lahan tanam tersebut, selain agar produksi kian bertambah juga untuk menyuburkan lahan yang ada. Karena buntik akar tanaman kedelai bisa menyerap 70 persen nitrogen dari udara yang dibutuhkan oleh tanah. Hal itu bisa menjadi alternatif terbaik untuk memotong siklus tanam padi agar tanah tetap subur.

Terkait harga kedelai, Ketua Kontak Petani Nelayan Andalan, Winarno Tohir berharap agar harga kedelai dapat diatur melalui Inpres dengan ketentuan HPP (harga pembelian pemerintah) seperti beras. “Jika ada jaminan kepastian harga tinggi seperti beras, maka akan banyak petani yang tanam kedelai dan petani kini rata-rata menginginkan kembali peran Bulog dalam mengatur tata niaga kedelai agar harga lebih stabil,” ujarnya

Guna meningkatkan minat petani menanam kedelai, lanjutnya, harus ada insentif harga oleh pemerintah. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah mampu mengendalikan dan membatasi impor kedelai, karena impor kedelai Indonesia sangat besar dan terus mengalami peningkatan.

Wibowo Eko menambahkan, untuk solusi jangka pendek guna mengatasi melonjaknya harga kedelai di pasar mencapai Rp 8.000 per kilogram, yang terbaik tetap mengandalkan impor. Namun pengembangan areal tanam untuk peningkatan produksi tetap menjadi prioritas agar perlahan ketergantungan impor bisa berkurang. (afr)

-------

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait