Senin, 20 Mei 2024

TANGANI BENCANA KEKERINGAN, BPBD PASANG 1.136 TANDON AIR

Diunggah pada : 1 Agustus 2012 14:18:47 6
thumb

Kekeringan akibat musim kemarau sudah melanda sejumlah daerah di tanah air. Di Jawa Timur, bencana kekeringan kian meluas ke sejumlah kabupaten/kota. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, tahun 2011 kekeringan melanda 19 kabupaten/kota, tetapi tahun ini meluas menjadi 26 kabupaten/kota yang tersebar di beberapa titik.
Untuk menangani kekeringan ini, saat ini BPBD Jatim selain melakukan penyediaan stok air bersih, pihaknya sudah melakukan pemasangan infrastruktur seperti tandon. Saat ini yang telah terpasang mencapai 1.136 tandon air. "Selain melakukan penyediaan air, kita juga membangun tandon. Jumlah totalnya sekarang mencapai 1. 136 tandon," ungkap Kepala BPBD Jatim Sudarmawan dikonfirmasi terkait penanganan bencana kekeringan di Jatim, Rabu (1/8).
Lebih lanjut, Mantan Sekda Kabupaten Bangkalan ini menyatakan, tiap tahun kekeringan memang sering terjadi di Jatim. Beberapa di daerah yang rutin mengalami kekeringan menurutnya ada 19 daerah. Di antaranya 4 daerah di Madura (Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan), Tulungagung, Ngawi, Bojonegoro dan Pasuruan. "Daerah-daerah itu rutin tiap tahunnya mengalami kekeringan," ujarnya.
Seperti diberitakan media massa, pembuatan tandon air dan penyediaan air melalui tangki selama musim kekeringan di beberapa wilayah di Jatim dipandang bukan menjadi solusi oleh Anggota Komisi D DPRD Jatim.
Sebaliknya, BPBD harus membuat infrastruktur seperti empang atau waduk yang mampu menampung air saat musim hujan dan dapat diambil airnya saat kemarau.
Anggota Komisi D DPRD Jatim, Agus Salim mengatakan untuk mengatasi kekeringan di daerah yang setiap tahunnya dilanda kekeringan, tidak cukup dengan cara melakukan penyediaan air lewat tandon air atau tangki-tangki. Melainkan dibuatkan sebuah infrastruktur seperti waduk.
"Kita tahu ada sebagian daerah di Jatim merupakan wilayah tadah hujan. Karenanya penyediaan tandon dan tangki air tidak menjadi solusi. Sebaliknya, pemerintah harus sudah memikirkan pembangunan waduk atau empang yang memang tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas,'' kata Agus. (fad)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait