Sabtu, 4 Mei 2024

KRI FRANS KAISIEPO-368 PERKUAT JAJARAN TNI AL

Diunggah pada : 27 Mei 2009 16:02:15 83
thumb

Kapal perang ke empat TNI AL yang dipesan dari Negeri Kincir Angin Belanda sejak Senin (25/5) lalu telah berada di Armada RI Kawasan Timur Surabaya dan siap memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim. Kadispen Armatim Letkol Laut (Kh) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Rabu (27/5) mengatakan, kapal perang korvet canggih ini jenis Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) bernama KRI Frans Kaisiepo-368. ”Ini adalah kapal keempat yang TNI AL pesan dari Schelde Naval Shipbuilding (SNS) Vlissingen, Belanda,” katanya. Menurut dia, tiga kapal sejenis yang datang lebih dulu dan telah memperkuat jajaran TNI AL, yakni KRI Diponegoro-365, datang di Tanah-Air pada 17 September 2007, KRI Hasanudin-366 pada 1 Februari 2008, dan KRI Sultan Iskandar Muda-367 pada 3 Desember 2008. “KRI Diponegoro-365 saat ini sedang melaksanakan tugas di perairan Lebanon, dalam rangka mengikuti misi perdamaian di negara konflik tersebut di bawah naungan komando UNIFIL PBB,” terangnya.Dikatakannya, KRI Frans Kaisiepo-368 merapat di Dermaga Koarmatim tepat pukul 14.00 WIB disambut Pangarmatim Laksda TNI Lili Supramono beserta Perwira staf jajarannya setelah melaksanakan pelayaran penyeberangan dari Belanda menuju Tanah-Air selama sebulan. Kapal yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono, ST beserta 78 ABK ini sempat singgah di enam negara yakni Malaga (Spanyol), Napoli (Italia), Alexandria (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Shalala (Oman), dan Kochin (India) untuk pengisian logistik. “Dalam pelayaran pulang ke Indonesia, Komandan KRI Frans Kaisiepo beserta ABK juga menyempatkan untuk melaksanakan umrah,” ujarnya.Untuk diketahui Korvet super canggih ini memiliki bobot 1.692 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,02 meter serta ke dalaman air 3,60 meter. Kecepatan maksimum 28 knots. Jarak jelajah 3.000 Nm (kurang lebih 5.556 Km) dengan kecepatan rata-rata 18 knots. Dengan maksimal 80 ABK, kapal ini juga memiliki ketahanan operasi selama 20 hari terus-menerus di laut.Sedangkan persenjataan yang dimiliki, yaitu Rudal anti kapal Exocet MM-40, Rudal anti pesawat Mistral dengan delapan peluncur, serangan udara Mistral Tetral, empat Rudal permukaan Exocet, meriam Oto Melara 76 mm di dek depan, dan di samping kanan-kiri terpasang meriam Vector G12 20 mm, serta dua peluncur torpedo. Memiliki komputerisasi persenjataan Thales Tacticos, Radar tiga dimensi, Radar pelacak Lirod MK-2, dan Sonar Thales Kinglip aktif-pasif. [b]Sejarah Nama [/b]Nama Frans Kaisiepo pada kapal ini adalah nama salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua. Frans Kaisiepo adalah gubernur kedua Papua periode 1964-1973. Kepahlawanannya dikenal sangat berani karena menentang niat Belanda untuk memasukkan Irian ke Negara Indonesia Timur (NIT).Saat Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Belanda dan RI di Den Hag, Frans Kaisiepo menolak diangkat sebagai delegasi Belanda. KMB menghasilkan keputusan pengakuan kedaulatan terhadap NKRI. Namun Belanda bersikeras bahwa Irian termasuk ke dalam wilayah Kerajaan Belanda. Sikap keras kepada Belanda ini akhirnya menimbulkan konfrontasi antar-ke dua negara. Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora sebagai upaya membebaskan Irian Barat yang dilanjutkan dengan operasi militer Trikora. Dalam konfrontasi ini, Frans Kaisiepo turut aktif membantu Angkatan Perang RI untuk mendarat di Irian Barat.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait