Sabtu, 27 April 2024

Vaksinasi Pertama di Jatim Dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi

Diunggah pada : 13 Januari 2021 20:28:59 8

Jatim Newsroom - Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono, menyampaikan bahwa proses vaksinasi pertama di Jawa Timur dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada hari Kamis pagi (14/1/2021). Pelaksanaan tersebut sudah melalui pertimbangan-pertimbangan. Tujuan pelaksaan di Grahadi untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang tahapan dan siapa yang akan menerima vaksin nantinya.
 
"Arahan Ibu Gubernur, walapun pelaksanaannya di Grahadi, Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelaksanaan vaksinasi agar disiapkan, fasilitas pendukung seperti ICU untuk masyarakat atau calon penerima vaksin agar disiapkan dengan baik," ungkap Heru Tjahjono, di Grahadi, Surabaya, Rabu sore (13/1/2020).
 
"Pelaksanaa vaksinasi di Grahadi, dipastikan aman dan safety," imbuhnya. 
 
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, menjelaskan, untuk pelaksanaan vaksinasi akan disiapkan empat meja. Meja pertama untuk pendaftaran, meja kedua untuk pengecekan kesehatan, dan meja ketiga untuk proses pemberian vaksinasi. Sedangkan meja keempat disiapkan untuk konservasi bagi penerima vaksin. 
 
"Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pasca pemberian vaksin, kami sudah menyiapkan mini ICU dan mobil ambulan yang langsung direct ke Rumah Sakit Dr. Soetomo," terang dr Joni Wahyuhadi. 
 
Menurut dr Joni, walaupun angka terjadinya kejadian KIPI sangat kecil, bagaimanpun keamanan dan keselamatan adalah yang paling utama. Untuk itu perlu disiapkan segala sesuatunya. 
 
"Untuk nama-nama penerima vaksin, masih menunggu keputusan dari Kementerian Kesehatan, karena data penerima vaksin ini hanya dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, nantinya calon penerima vaksin akan mendapatkan SMS," tuturnya. 
 
Seperti yang disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Peni Kusumastuti Lukito, jenis vaksin yang akan diberikan ini mempunyai angka efektifitasnya 65,3 persen. Sedangkan standar WHO yaitu minimal 50 persen, sehingga vaksin ini aman. 
 
Vaksin ini merupakan jenis vaksin yang virusnya dimatikan, jadi lebih aman dibandingkan dengan vaksin-vaksin yang lain. (fik/s) 

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait