Sabtu, 27 April 2024

Siapkan dana Rp 1,7 Triliun, Jatim Siap Jadi Provinsi Industri Agro Pasca Panen

Diunggah pada : 24 November 2015 13:12:46 1

Jatim Newsroom-Jawa Timur menyatakan siap menjadi Provinsi Industri Agro Pasca Panen pada tahun 2016. Untuk mencapai itu, Pemprov Jatim telah menyiapkan dana kredit Rp 1,7 triliun bagi petani dengan bunga maksimal 10 persen/tahun.

Demikian ditegaskan Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo saat Pembukaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jatim yang dilaksanakan di GOR Lembu Peteng Tulungagung, Selasa (24/11).

Dikatakan Pakde Karwo, dana sebesar itu oleh Pemprov Jatim diambilkan melalui dari dana rencana pelaksanaan Pilgub 2018 dan dana pembangunan tahun 2016. Dana tersebut dikreditkan kepada petani pasca panen dengan bunga maksimal 10 persen/tahun tanpa. Artinya, agunan dan asuransi menggunakan Jamkrida. Bunga ini jauh lebih murah daripada bunga bank thitil yang mencapai 120 persen atau bahasa jawanya ngerolasi.

"Saya kira bunga maksimal 10 persen, tapi diupayakan bisa 8 - 9 persen tergantung perjuangan dari  masing masing daerah," ujarnya.

Untuk proses selanjutnya, pemerintah kabupaten dan kota agar segera membentuk  Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pemerintah yang berfungsi untuk mendata by name dan by address petaninya yang membutuhkan modal. "Kita harus punya bersama. Bahwa hari depan kita lebih baik, bisa asal sungguh sungguh. Darahnya petani adalah uang, fisiknya adalah lahan pertanian. Karena itu, ada kredit untuk petani sebagai darahnya biar tetap sehat. Saya pesen, jangan mau ada ijon dan jauhi bank thitil," tambah Pakde Karwo.

Menurut pakde, selama ini petani jika sudah selesai panen selalu dililit utang di bank thitil, sehingga hasil panen selalu dijual basah dan murah agar segera dapat uang dan segera bayar utang. Karena itu, perlu ada terobosan agar petani tetap sejahtera dan ada uang pasca panen dan pemberian kredit pasca panen merupakan salah satu upaya yang dilakukan.

"Kentang jadi kripik kentang, pisang jadi kripik pisang. Ini namanya industri primer dan petani menjadi sejahtera," ucapnya.

Dikatakan Pakde Karwo, 35 persen dari 38 juta penduduk Jatim merupakan petani. Dengan jumlah petani itu, Jatim merupakan provinsi penyangga pertanian nasional.

Tahun 2014, padi Jatim naik dari 12,3 juta ton menjadi 13,05 juta ton atau surplus 600 ribu ton lebih. Ini perkembangan cukup bagus, sementara padi di luar Provinsi Jatim anjlok. Jatim semakin hebat, karena petani Jatim tidak hanya bekerja untuk kepentingan pangan sendiri  tapi juga menolong masyarakat banyak.

Terkait dengan tiga program KTNA Jatim, yakni konsolidasi, komunikasi, dan informasi sistem pemagangan, pakde memberi apresiasi tinggi pada KTNA Jatim, karena akan mampu membangkitkan semangat dan perjuangan anggota KTNA dalam menghadapi MEA.

Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo  mengatakan, Tulungagung dengan luas wilayah 1.055 km dengan jumlah penduduk yang mencapai 1.204.000 jiwa merupakan kabupaten yang dominan dengan sektor pertanian, industri, dan perdagangan. Sektor pertanian telah memberi kontribusi dan tetap andalan ekonomi daerah yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan membuka lapangan kerja baru.

Menurut bupati, tantangan petani ke depan adalah dituntut memiliki ketrampilan dan responsif terhadap lingkungan dan mampu membudidayakan hasil pertanian. Hal itu bisa dilakukan jika petani mau terus berbenah dalam meningkatkan hasil usahanya dan mau menerapkan perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, jajaran pemda sangat apresiasi adanya Peda KTNA yang ditekankan interkasi dan belajar di berbagai kluster. Dengan demikian, diharapkan bisa menjadi sarana mewujudkan dan memberdayakan petani Jatim.

Ketua KTNA Jatim, Suyanto mengatakan, Peda KTNA merupakan upaya bersama untuk membangkitkan semangat kelompok tani nelayan yang telah digagas sejak 1971 

Manfaat yang diharapkan adanya saling mengisi untuk memperkuat agribisnis di kalangan petani nelayan serta sebagai forum konsolidasi di semua tingkatan di organisasi KTNA dengan seluruh stakeholder.

Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jatim yang dilaksanakan di GOR Lembu Peteng Tulungagung, 24 - 28 November 2015 mengambil tema "Mewujudkan Kelompok Kontak Tani Nelayan yang Profesional dan Mandiri dalam Menghadapi MEA dan Memantapkan Ketahanan Pangan melalui Penguasaan Teknologi, Pemantapan Kemitraan dan Penguatan Jejaring Agribisnis.

Peserta dari badan dinas instansi pemprov dan kab/kota se Jatim, serta para kontak tani yang tersebar di 38 kab/kota se-Jatim.

Kegiatan Peda KTNA diisi dengan berbagai kegiatan, yakni upacara kontak tani, pameran kontak tani, festival kontak tani, kontes hewanrembug desa, dan temu wicara KTNA Jatim bersama Gubernur Jatim. Selain itu, juga ada kegiatan magang dan temu karya sebanyak 10 kluster. (put)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait